Palu (ANTARA News) - Stasiun Meteorologi Bandara Mutiara Palu mengkonfirmasi bahwa angin kencang yang melanda ibukota Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) itu pada Sabtu berkecepatan maksimum hingga 28 knot per jam. Dalam situasi normal, tiupan angin di Palu rata-rata maksimum hanya 22 knot/jam. "Sehingga wajar bila angin kencang tersebut dapat mengakibatkan pepohonan tumbang," kata Adi, ahli cuaca setempat ketika dihubungi di Palu, Sabtu. Ia menjelaskan, angin kencang disertai hujan lebat yang melanda Palu sekitar satu jam sejak pukul 12:30 Wita itu merupakan angin badai akibat pengaruh Siklon di Samudera Hindia. "Ada pembentukan awan `Don Draft` di bagian barat Palu, kemudian setelah matang bergerak ke arah timur. Kondisi ini yang menimbulkan angin kencang disertai hujan lebat hingga delapan milimeter," katanya. Tapi, Stasiun Meteorologi setempat menyatakan perkembangan awan ini cepat hilang dan hanya bersifat lokalis, sehingga tidak terlalu membahayakan bagi angkutan laut dan angkutan darat. Sementara itu, dari Bandara Mutiara Palu dilaporkan karena cuaca buruk yang tengah berlangsung antara Palu-Makassar akibat pengaruh badai Siklon, telah mengakibatkan jadwal kedatangan dan keberangkatan beberapa pesawat komersil mengalami penundaan. Pesawat Sriwijaya Air dari Surabaya menuju Palu misalnya, aku seorang petugas di bagian pelayanan jasa klimatologi, seharusnya sudah tiba di Palu pada pukul 14:30 Wita, tapi hingga saat ini masih tertahan di Bandara Hasanuddin Makassar. wilayah Provinsi Sulteng kurun dua bulan terakhir sering dilanda cuaca buruk disebabkan munculnya angin kencang dan hujan lebat. Peristiwa tragis terakhir terjadi di Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, pada akhir pekan lalu (30/12), yaitu dimana puluhan rumah penduduk dan fasilitas umum di dua desa setempat mengalami kerusakan akibat diterjang angin puting beliung.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008