Mogadishu (ANTARA News)- Pria-pria Somalia yang bersenjata menculik dua diplomat Libya di pasar Bakara, Mogadishu yang ramai, Sabtu, kata seorang sopir kedua orang itu. "Sepuluh pria bersenjatakan pistol-pistol di tangan mereka mengepung kami. Mereka menculik dua diplomat itu dan menghilang dengan mobil tersebut," kata sopir yang menolak menyebut namanya itu karena kuatir akan pembalasan kepada Reuters. Sopir itu mengatakan dua orang mendekati beberapa menit sebelumnya dan menanya kepadanya dan pengawal yang mendampingi diplomat itu siapa para penumpang itu. Seorang koresponden Reuters yang datang ke kedubes Libya di Mogadishu mengatakan dua diplomat lainnya di sana menolak memberikan komentar. Para diplomat itu sedang berbelanja di Bakara, yang merupakan pasar terbesar ibukota Somalia itu dan lokasi yang sering jadi sasaran serangan kelompok milisi terhadap pasukan pemerintah sementara dan para pendukung militer Ethiopia mereka. Penculikan merupakan satu hal sudah biasa terjadi di Somalia dan para korban diperlakukan dengan baik karena para penculik menganggap mereka satu investasi di mana mereka dapat memperoleh imbalan dalam bentuk uang tebusan. Tetapi pembunuhan-pembunuhan seketika dan serangan-serangan jauh lebih biasa ketimbang penculikan sejak pemerintah dan Ethiopia mengusir kelompok garis keras Islam yang sempat menguasai kota itu. Tindakan itu memicu satu pemberontakan yang dilakukan melalui serangan-serangan gerilya gaya Irak terhadap sasaran-sasaran pemberontak dan serangan balasan yang ditujukan ke seluruh perkampungan pro milisi dengan artileri dan tank-tank. Satu kelompok hak asasi manusia lokal memperkirakan paling tidak 6.500 orang tewas dalam pertempuran tahun ini. PBB mengatakan satu juta orang meninggalkan rumah mereka akibat perang di negara tanduk Afrika itu tahun ini, 600 ribu diantara mereka dari Mogadishu.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008