Jakarta (ANTARA) - Petenis nomor dua dunia Rafael Nadal, yang maju ke putaran kedua di Roland Garros Senin dengan kemenangan dua set langsung melawan Yannick Hanfmann, telah lama dipuji karena intensitas permainannya yang konstan dan etos kerja yang tidak pernah goyah.
Tetapi juara Roland Garros 11 kali itu mengatakan bahwa lebih dari satu dasawarsa lalu, banyak hal berubah dari dirinya setelah mengalami cedera kaki yang membuatnya absen sejak Oktober 2005 hingga Februari 2006.
"Saya berusaha sangat keras sejak kecil, karena saya bisa bermain dengan intensitas yang sangat tinggi dalam waktu yang lama. Tapi jujur, setelah cedera yang saya alami pada 2005 cara saya berlatih berubah secara drastis," tutur Nadal seperti dilansir laman ATP Tour, Selasa.
Cedera kaki ia alami dalam laga final Madrid Open 2005, dalam pertarungannya melawan petenis nomor 12 dunia Ivan Ljubicic, yang akhirnya berhasil ia menangi dengan dua set langsung.
"Saya bermasalah dengan kaki saat di Madrid, di turnamen yang memang saya menangi. Tapi saya harus mengubah cara berlatih dengan cara yang saya bisa untuk mengejar karir tenis saya," pungkas Petenis Spanyol itu.
“Saya pikir hal positif selama karir saya jika saya bisa berlatih dua jam, tiga jam, satu jam-30, biasanya saya lakukan dengan intensitas setinggi mungkin. Dan itu saja. Apa yang saya lakukan selama karir saya mungkin adalah pergi ke pengadilan dengan tujuan untuk meningkatkan sesuatu, dan itu membuat saya selalu merasa hidup dan membuat saya merasa bersemangat tentang proses meningkatkan apa pun. ”
Petenis berusia 32 tahun itu mengambil pendekatan baru, dengan hasil yang sepadan dengan usaha latihannya selama musim lapangan tanah liat musim semi Eropa.
Tapi ia tidak pernah membiarkan dirinya berpuas diri, dan berharap keberuntungannya akan datang dalam Grand Slam di lapangan tanah liat Roland Garros.
Setiap hari Nadal memfokuskan semua perhatiannya untuk mendorong peningkatan kemampuan.
"Sangat sulit untuk yakin bahwa kita baik-baik saja. Ketika anda yakin tentang sesuatu, anda akan sangat arogan karena sebagian besar waktu digunakan untuk berharap sesuatu yang baik akan terjadi. Tapi sekarang satu-satunya hal yang saya yakini adalah bahwa saya ingin bekerja, mencoba, dan bertanding dalam kondisi yang baik. Entah itu Madrid, Roma, atau di sini (Prancis)," katanya.
Nadal pun kembali ke tingkat terbaiknya saat mengalahkan Novak Djokovic di final Italia Open pekan lalu.
Langkahnya di French Open dimulai dengan baik dengan kemenangan melawan Hanfmann, menjadi pertanda bahwa Nadal telah berangsur membaik dan meningkat secara stabil.
Tetapi ia belum mengalihkan fokusnya ke potensi gelar "Coupe des Mousquetaires" ke-12, dan mengaku hanya fokus pada lawan berikutnya yaitu Yannick Maden.
"Setiap tahun adalah tantangan baru. Hari ini aku bisa memenangi tantangan pertama, dan lusa aku akan mendapat tantangan kedua. Itulah satu-satunya jalan," tutur Nadal.
Baca juga: Nadal awali Roland Garros dengan kemenangan putaran pertama
Baca juga: Soal serangan balasan, Nadal dan Djokovic paling unggul
Baca juga: Nadal ketatkan persaingan "Big Titles" dengan Djokovic dan Federer
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019