Yogyakarta (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota Yogyakarta menyiapkan tujuh posko pengamanan dan posko pelayanan selama masa libur Lebaran sebagai perpanjangan tangan Polres dan Polsek untuk memastikan keamanan dan ketertiban di masyarakat tetap terjaga.
“Salah satu tugas personel di tiap posko adalah memastikan lalu lintas tetap lancar. Kami sudah siapkan strategi untuk melakukan rekayasa lalu lintas saat macet sehingga arus terurai. Ada jurus yang sudah kami siapkan,” kata Kapolres Kota Yogyakarta Kombes (Pol) Armaini di sela apel gelar pasukan Operasi Ketupat Progo di Yogyakarta, Selasa.
Tujuh posko pengamanan dan posko pelayanan tersebut di antaranya berada di Teteg Malioboro yang sekaligus difungsikan membantu pengamanan di Stasiun Tugu Yogyakarta, posko di Titik Nol Kilometer, posko di simpang Jalan Gejayan, posko di Kotabaru yang sekaligus mendukung pengamanan Stasiun Lempuyangan, posko di GL Zoo, serta posko di Terminal Giwangan Yogyakarta.
Melalui posko pengamanan dan pelayanan tersebut, lanjut Armaini, kepolisian ingin mendekatkan diri ke masyarakat sehingga masyarakat merasa semakin aman dan nyaman dalam menjalankan aktivitas mereka selama libur Lebaran.
“Kami pun bekerja sama dengan TNI dan berbagai potensi masyarakat termasuk dari Dinas Kesehatan untuk mendukung pelayanan di posko,” katanya yang juga akan menyiagakan sebanyak 27 titik pantau di simpang-simpang jalan di jam rawan macet.
Salah satu titik kemacetan yang harus diwaspadai saat libur Lebaran, lanjut Armaini adalah di Jalan Malioboro. “Jika tidak terpaksa, maka kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak melakukan penutupan di Jalan Malioboro. Jika terjadi penutupan, maka tidak akan berlangsung lama. Tujuannya hanya untuk memperlancar arus saja,” katanya.
Kemacetan di Jalan Malioboro, lanjut Armaini disebabkan banyaknya masyarakat atau wisatawan yang ingin menyempatkan diri melintas di jalan tersebut. “Semua orang ingin melintas di Malioboro. Harapannya, tidak ada gangguan apapun di ruas jalan tersebut selama libur Lebaran. Misalnya ada aksi unjuk rasa,” katanya.
Sedangkan untuk kondisi keamanan dan ketertiban selama Ramadhan, Armaini mengatakan, Yogyakarta cukup kondusif meski ada dinamika gangguan keamanan yang lebih banyak dilakukan oleh pemuda. “Misalnya ada tawuran. Kami bahkan sudah menangkap sekitar 20 pelaku tawuran pada Minggu dini hari. Ada yang membawa senjata tajam dan ada korban luka,” katanya yang juga menangkap pelaku perampokan dengan senjata api.
Petugas kepolisian, lanjut Armaini, akan terus melakukan patroli hingga dini hari untuk menjamin keamanan dan ketertiban di masyarakat.
Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, masyarakat bisa ikut berperan dalam menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masing-masing. “Jika akan bepergian untuk mudik atau kedatangan tamu selama Lebaran, maka akan lebih baik jika segera melapor ke RT dan RW. Ini demi keamanan dan kenyamanan bersama,” katanya.
Selain stabilitas keamanan dan ketertiban, Haryadi juga mengingatkan agar pedagang, pelaku wisata dan penyedia jasa lain tidak memakai aji mumpung selama libur lebaran dengan menaikkan harga tanpa disertai alasan yang tepat.
“Jangan menaikkan harga sembako atau harga makanan, harga kamar hotel sampai ke harga parkir. Beri pelayanan terbaik ke wisatawan yang datang,” katanya.
Sedangkan untuk kepadatan lalu lintas, Haryadi memperkirakan, terjadi kenaikan volume kendaraan sebesar 20-30 persen dibanding hari biasa. Kepadatan diperkirakan mulai terjadi pada 30 Mei karena Yogyakarta bukan hanya menjadi kota tujuan tetapi juga perlintasan mudik.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019