Jakarta (ANTARA) - Ketua Korbid Hankam, Hukum dan HAM, Luar Negeri, Diaspora serta Ekonomi Pedesaan DPP Partai Golkar Happy Bone Zulkarnain menyatakan tidak ada komplain dari DPD I Golkar atas kepemimpinan Airlangga Hartarto.
"Saya tidak menemukan komplain dari 25 DPD I yang meminta Ketua Umum untuk mundur karena dinilai gagal dalam mencapai target di pemilu 2019," kata Happy Bone dihubungi di Jakarta, Selasa.
Pernyataan Happy itu menjawab pernyataan politisi Golkar Aziz Samual yang sebelumnya menyatakan bahwa sebanyak 25 DPD I Partai Golkar menghendaki percepatan Munas Golkar untuk mengganti ketua umum.
Happy menekankan yang terjadi justru sebaliknya, yakni apresiasi secara terbuka disampaikan DPD I yang merasakan kerja keras Ketua Umum Airlangga dalam mendorong segenap kader untuk berjuang di dapilnya masing-masing.
Dia mengatakan, DPD Golkar Jawa Barat menyampaikan Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto telah menyelamatkan Golkar dari keterpurukan.
Kemudian Ketua DPD Golkar Jawa Timur Zainudin Amali, kata dia, mengapresiasi Airlangga yang sudah berhasil memompa semangat kader untuk berjuang dalam pemilu serentak kemarin.
"Ditambah lagi dari beberapa DPD Golkar lain, seperti Sultra dan NTT dan lain-lain," ujar dia.
Selain itu, kata Happy Bone, ormas pendiri Golkar seperti MKGR dan Kosgoro 1957 juga mengapresiasi kepemimpinan Airlangga di Partai Golkar.
"Ketum Ormas MKGR Roem Kono dan Ketum Kosgoro 1957 Agung Laksono mengimbau untuk tetap menjaga soliditas mendukung dan mengapresiasi kepemimpinan Airlangga Hartarto di partai Golkar," ujar dia.
Lebih jauh dia mengatakan Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) juga menyatakan keberhasilan mengantarkan 19 kader perempuan terbaik Golkar duduk di Senayan pada Pileg 2019, merupakan bagian dari dukungan serta kerja keras DPP yang cukup signifikan.
Happy Bone pribadi menyatakan dirinya juga tidak sependapat jika Ketua Umum Airlangga dinilai gagal dalam Pemilu 2019.
Dia menegaskan Airlangga menjadi ketua umum dikala Golkar sedang diterpa badai dahsyat. Sejumlah lembaga survei juga menilai elektabilitas Golkar hanya diangka enam sampai tujuh persen.
"Maka keberhasilan perolehan peringkat kedua setelah PDIP dengan jumlah 85 kursi atau berada dikisaran 14,78 persen, seharusnya kita lebih adil dan jernih dalam menilai bahwa itu merupakan prestasi, mengingat pencapaian itu sudah jauh melewati penilaian lembaga-lembaga survei," ujarnya.
Dia juga menekankan dibawah kepemimpinan Airlangga Golkar menorehkan sejarah baru pasca reformasi dengan pertama kalinya berhasil mengusung capres dan wapres menjadi pemenang pemilu.
Pencapaian Golkar dibawah kepemimpinan Airlangga itu menurutnya, menunjukkan semangat kerja kader dan mesin partai yang solid dan efektif, bahkan di tengah kondisi partai yang beberapa tokohnya di level nasional dan daerah tertimpa berbagai kasus hukum dengan KPK.
"Karena itu saya mengajak kader-kader partai Golkar menyikapi fenomena pascapemilu serentak ini sebagai momentum membangun soliditas agar Golkar semakin eksis dan menjadi barometer politik nasional. Kita harus fokus menatap ke depan dengan modal yang ada sekarang untuk memenangkan suara rakyat di tahun 2024," jelasnya.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019