Kuala Lumpur (ANTARA) - Satuan Kerja Perhubungan KBRI Kuala Lumpur melakukan pemantauan arus mudik Warga Negara Indonesia (WNI) di Pelabuhan Muar, Negeri Johor, Malaysia.

“Saya berpesan kepada master kapal untuk selalu menjaga dan mengutamakan keselamatan penumpang serta selalu sadar terhadap sertifikat jangan sampai terlambat,” ujar Atase Perhubungan KBRI Kuala Lumpur Dr Capt Antoni Arif Priadi M.Sc saat melakukan pemantauan Selasa.

Tim Satker Perhubungan terdiri atas Atase Perhubungan, Fungsi Konsuler Perlindungan, dan Atase Hukum.

Antoni selaku ketua delegasi yang memimpin tim pemantauan mudik KBRI Kuala Lumpur di beberapa pintu masuk dan keluar Malaysia yang telah lama menjadi titik konsentrasi mudik Lebaran WNI di Malaysia.

Saat kunjungan dilakukan di depan pintu Pelabuhan Muar, sudah terlihat kepadatan penumpang WNI yang bersiap untuk melakukan proses Imigrasi dan Kastam.

“Jumlah WNI diprediksi yang menggunakan pelabuhan ini lebih kurang mencapai 500 orang per hari yang menuju Indonesia,” katanya.

Pelabuhan Muar dikelola oleh Jabatan Laut Malaysia (JLM) atau Syahbandar.

Pihak JLM menyampaikan bahwa di pelabuhan itu terdapat lima konter tiket yg melayani rute Muar-Dumai dan Muar- Bengkalis.

Untuk operasional kapal feri sendiri, semua berasal dari Indonesia. Dalam sehari, layanan feri yg diberikan tiga trip ke Bengkalis dengan durasi satu jam perjalanan dan satu trip ke Dumai dengan durasi empat jam perjalanan.

Harga tiket yang dikenakan kepada penumpang RM 125 sekali jalan dan RM 180 pulang pergi dengan tujuan Dumai, sedangkan untuk tujuan Bengkalis RM 115 sekali jalan dan RM 170 pulang pergi. Harga tersebut sudah termasuk dengan seaport tax RM 15.

Atase perhubungan bersama tim melakukan pengecekan ke atas kapal MV Batvia, MV Batam Line, dan MV Ocean 3.

Kegiatan itu ditutup dengan pemberian cenderamata dari Atase Perhubungan kepada pihak Jabatan Laut Malaysia.
Kegiatan berikutnya dilanjutkan dengan kunjungan ke kantor Jabatan Laut di Batu Pahat.

Dalam kesempatan itu, Atase Perhubungan menanyakan "update" Kapal Layar Motor/kapal tradisional yang melakukan kegiatan ekspor-impor di Pelabuhan Batu Pahat.

Di Batu Pahat terdapat empat "jeti" pelabuhan KLM di mana yang beroperasi hanya dua "jeti", sisanya diketahui sedang tidak dioperasikan.

Berdasarkan data statistik dari JLM bahwa terdapat rata-rata 300 kapal per bulan yang berakitivitas di Batu Pahat.

Atase Perhubungan juga melakukan peninjauan langsung ke lapangan untuk melihat aktivitas bongkar muat kapal yang membawa komoditi, berupa daun kelapa dan buah kelapa.

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019