Islamabad (ANTARA News) - Seorang pegawai yang melarikan diri secara diam-diam dari mantan perdana menteri terbunuh Benazir Bhutto, yang menimbulkan kecurigaan dengan "isyarat anehnya" sewaktu Benazir menyampaikan pidato terakhirnya di Rawalpindi akhir Desember, dapat memberi petunjuk mengenai pembunuhan tersebut, kata petugas Partai Rakyat Pakistan (PPP). Khalid Shahinshah, yang dipekerjakan oleh Benazir atas saran dari penasehat keamanannya Rahman Malik, telah melarikan diri sejak gambar tersiar mengenai isyarat aneh yang dibuatnya sewaktu berdiri di samping podium saat Benazir berpidato dalam pertemuan terbuka pemilihan umum. Shahinshah berdiri di samping kiri Benazir selama ia berpidato dan menggerakkan jarinya memotong lehernya, yang bermakna "penggorokkan". Beberapa pejabat keamanan telah menyampaikan keprihatinan dengan "isyarat mencurigakannya" yang tak dapat diabaikan. Mereka mengatakan kepada The News bahwa penangkapan pegawai itu dapat "memberi jawaban atas banyak pertanyaan". Menurut pegawai PPP, setelah pidato Benazir, Shahinshah bergegas memasuki kendaraah anti-peluru Benazir dan tak membukakan pintu buat mantan perdana menteri tersebut. Saluran televisi lokal telah menyiarkan gambar mengenai dia membuat isyarat aneh itu. Shahinshah biasanya menjadi orang terakhir yang memasuki kendaraan Benazir dan kadangkala, ketika tak ada ruang di dalam mobil, ia berdiri di pijakan kaki kendaraan tersebut. Setelah pembunuhan Benazir, Shahinshah tetap berada di Rumah Zardari, kediaman Benazir di Islamabad, selama dua hari. Ia tak menghadiri pemakaman Benazir di satu desa leluhur Benazir, Naudero, di provinsi Sindh, dan hanya pergi ke sana pada hari ketiga --setelah kematian Benazir, demikian laporan The News dilansir PTI.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008