Kediri (ANTARA News) - Akibat terjadi penumpukan di jalur selatan yang disebabkan oleh putusnya ruas jalur Surabaya-Bangil, sejumlah jadwal kedatangan kereta api di Stasiun Kediri, Jawa Timur, mengalami keterlambatan.
Pemimpin Perjalanan Kereta Api (PPKA) Stasiun Kediri, Aji Guntoro, Sabtu pagi menyebutkan, kedatangan kereta api Matarmaja dari Jakarta Pasar Senen tujuan Malang terlambat sekitar 88 menit.
Kereta dengan sembilan gerbong kelas ekonomi itu seharusnya tiba di Stasiun Kediri pada pukul 03.45 WIB, namun baru masuk pada pukul 05.15 WIB.
Demikian halnya dengan kereta api kelas eksekutif Gajayana dari Jakarta Gambir menuju Malang yang tiba di Kediri pada pukul 07.00 WIB. Padahal seharusnya kereta tersebut memasuki emplasemen Stasiun Kediri pada pukul 05.30 WIB.
"Keterlambatan jadwal kedatangan kereta api ini karena ada pengalihan jalur kereta api sehingga terjadi penumpukan di jalur Kertosono-Kediri-Blitar-Malang," katanya.
Sejak ruas jalur kereta api Surabaya-Bangil terputus akibat jebolnya tanggul penahan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jumat (4/1) lalu, jalur perjalanan kereta api ke arah barat terpaksa dialihkan ke selatan melalui Malang-Blitar-Kediri-Kertosono.
Sedikitnya ada dua rangkaian kereta api penumpang yang terpaksa harus memutar dari Bangil melalui Kediri, yakni Sri Tanjung dari Banyuwangi menuju Yogyakarta Lempuyangan dan Logawa (Jember-Purwokerto).
Selain itu rangkaian kereta tangki pengangkut BBM dari Surabaya menuju Malang juga diharuskan memutar melalui Kediri. Kereta tersebut baru melintas di Kediri, Sabtu pagi pada pukul 07.35 WIB, padahal bisanya rangkaian tangki BBM itu sudah harus tiba di Malang, Jumat (4/1) pada pukul 22.30 WIB.
Kepala Resor Jalan Rel 74 PT Kereta Api Indonesia (KAI), Moch Soleh melaporkan, sampai saat ini jalur sepanjang 80 kilometer dari Kertosono menuju Blitar tidak ada kendala meskipun terjadi penumpukan kereta api.
"Hanya saya mengingatkan, agar kecepatan kereta api dikontrol, terutama di beberapa ruas jalan yang rawan terjadi rel patah," katanya.
Ia menyebutkan, dari sepanjang 80 kilometer tersebut, hanya 29 kilometer yang terpasang batang rel ukuran relatif besar, yakni R-42. Sementara sisanya, 51 kilometer terpasang rel tipe R-33 atau lebih kecil dibandingkan R-42.
"Untuk itu kecepatan kereta api yang melintas di jalur Kertosono-Blitar harus dipertahankan pada angka 60 kilometer per jam," katanya menambahkan.
(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008