Timika (ANTARA) - Jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Papua menargetkan tahun ini melakukan pemeriksaan HIV-AIDS pada 41.118 penduduk di wilayah itu.
Penanggung jawab program HIV-AIDS pada Dinkes Mimika, Yoan Tauran di Timika, Senin mengatakan pada tahun lalu jumlah warga Mimika yang melakukan pemeriksaan HIV-AIDS hanya sekitar 20-an ribu dari target 41.118 orang.
"Kendala yang kami hadapi pada 2018 yaitu kekurangan reagen untuk pemeriksaan HIV-AIDS. Selain itu, sejumlah Puskesmas di wilayah pesisir dan pegunungan tidak aktif melakukan pemeriksaan. Makanya dalam waktu dekat kami akan menggelar pertemuan dengan semua kepala puskesmas terutama di wilayah pegunungan dan pesisir agar jangkauan pemeriksaan HIV-AIDS lebih maksimal lagi," jelasnya.
Pada 2018, jumlah temuan kasus baru HIV-AIDS di Mimika sebanyak 345 orang, terdiri atas HIV sebanyak 131 orang dan AIDS sebanyak 214 orang.
Kelompok umur yang paling rentan terinfeksi HIV-AIDS di Mimika yaitu berusia 25-29 tahun sebanyak 89 orang, terdiri atas HIV sebanyak 34 orang dan AIDS sebanyak 55 orang.
Juga ditemukan kasus HIV-AIDS baru pada anak-anak berusia 0-15 tahun sebanyak delapan orang, terdiri atas HIV sebanyak tiga orang dan AIDS sebanyak lima orang.
"Kelompok anak-anak yang terinfeksi HIV-AIDS ditularkan dari ibu ke anaknya sebesar 5,25 persen. Yang lainnya yaitu 94,78 persen penularan melalui hubungan seksual," jelas Yoan.
Selain kelompok remaja produktif, kelompok yang paling rentan terinfeksi HIV-AIDS di Mimika yaitu para populasi kunci yang bekerja di bar-bar seperti Kilometer 10, panti-panti pijat atau timung yang menyediakan layanan jasa 'pijat plus'.
"Sekarang ini pertumbuhan usaha bar dan panti pijat di Kota Timika semakin menjamur dan selalu berpindah-pindah lokasi. Di Timika sekarang ini sudah terdapat lebih dari 80 usaha panti pijat, belum termasuk bar. Kami juga terus memantau perkembangan rumah bernyanyi dan salon-salon kecantikan, sebab ada informasi di tempat-tempat tersebut juga menyediakan jasa plus," kata Yoan.
Dinkes Mimika selalu menyediakan kondom untuk didistribusikan ke berbagai bar dan panti pijat yang menyediakan layanan seks komersial.
Namun pemanfaatan kondom tersebut, kata Yoan, sangat bergantung pada kesadaran pasangan yang melakukan transaksi seks.
"Walaupun sudah disediakan kondom, tapi kalau pasangan itu tidak mau menggunakannya, kami tidak bisa memaksakan. Itu berpulang kembali pada kesadaran mereka sendiri," ujarnya.
Adapun data temuan kasus baru HIV-AIDS pada periode 2019 hingga kini belum dipublikasikan oleh jajaran Dinkes Mimika.
"Data temuan kasus baru HIV-AIDS di Mimika pada triwulan pertama 2019 sampai sekarang kami masih melakukan validasi. Diharapkan data itu sudah bisa disajikan paling lambat akhir Mei ini," jelas Yoan.
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019