Padang (ANTARA News) - Pakar gempa dari Universitas Andalas, Dr Badrul Mustapa Kemal, mengatakan gempa tektonik yang menguncang Kota Padang dan sekitarnya pada 6,3 SR Jumat siang pukul 14.28 WIB masih merupakan susulan dari gempa 12-13 September 2007. "Gempa susulan itu berasal dari atau terjadi antara Pulau Enggano, Prov. Bengkulu dan Pagai Selatan, Kab Kepulauan Mentawai, Sumbar atau masih berada di kawasan laut Samudera Hindia. Gempa susulan tersebut akan terus terjadi," katanya di Padang, Jumat. Gempa tektonik berkekuatan 6,3 Skala Rihcter (SR) menguncang Kota Padang dan sekitarnya dengan kedalaman 10 km berpusat pada 75 km barat laut Muko-Muko, Prov. Bengkulu atau tepatnya 3.03 Lintang Selatan dan 100.61 Bujur Timur. Menurut Badrul, kekuatan gempa susulan, berfluktuatif, tetapi intensitasnya di bawah guncangan kuat pada September 2007. "Kendati gempa Jumat siang ini, menjadi catatan gempa awal tahun 2008 cukup dirasakan warga, gempa susulan sudah berulangkali terjadi," katanya. Susulan gempa di awal tahun 2008, memang yang pertama dirasakan kuat pada Jumat siang (4/1) tersebut, yang lainnya dengan intensitas kecil atau berada di bawah 4 SR yang tidak dirasakan warga. Ia mengimbau masyarakat tidak perlu panik, namun kewaspadaan tetap ditingkatkan. "Jika gempa terjadi, warga sebaiknya ke luar ruangan, menuju lapangan terbuka untuk menghindari tertimpa reruntuhan, tetapi bagi yang tidak bisa ke luar rumah, agar mencari perlindungan di bawah meja. Setelah guncangan gempa mereda, hati-hati ke luar rumah," katanya. Ia juga meminta masyarakat agar tidak terpengaruh isu yang menyesatkan, sebab spekulasi pihak tertentu masih ada setelah isu gempa kuat terjadi pada 23 Desember 2007 itu. "Warga jangan mudah terpengaruh isu menyesatkan, dan kita yakin spekulasi pihak tertentu yang bermaksud tidak baik terhadap Sumbar tentu masih ada," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008