Tokyo (ANTARA News) - Survei terbaru Japan Bank for International Cooperation (JBIC) menempatkan Indonesia di urutan kedelapan dari daftar negara tujuan investasi Jepang, yang berarti naik satu tingkat dari posisi sebelumnya.
Hal tersebut dikemukakan Koordinator Fungsi Ekonomi KBRI Tokyo, M. Abas Ridwan, di Tokyo, Jumat, sehubungan dengan prospek investasi Jepang di luar negeri.
"Hasil survei terbaru JBIC ini seperti menjadi kado tahun baru bagi Indonesia di tahun 2008, setelah sebelumnya kita berada di posisi nomor sembilan," kata Abas Ridwan.
Masalah peringkat negara tujuan investasi Jepang itu mengemuka dalam dialog akhir tahun antara tim ekonomi KBRI Tokyo dan pimpinan JBIC Divisi Indonesia di akhir tahun 2007.
"Ini cukup menggembirakan, mengingat sikap investor Jepang yang masih `wait and see` dalam menanamkan modalnya di Indonesia," katanya lagi.
Dalam pandangannya, kenaikan peringkat ini membuktikan Jepang menaruh kepercayaan terhadap upaya-upaya perbaikan iklim investasi di Indonesia. Meski demikian, dia mengakui pebisnis Jepang masih terus mencermati perkembangan terbaru iklim investasi di tanah air.
Lebih jauh ia mengatakan, pemeringkatan ini baru akan betul-betul bermakna jika pengusaha Jepang mulai masuk kembali ke Indonesia untuk berinvestasi.
Investasi di Indonesia diharapkan kembali marak di tahun 2008, sejalan dengan prediksi tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8 persen, sehingga masuknya investasi akan mempercepat realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut.
Tahun 2008 juga diharapkan menjadi babak baru bagi hubungan bilateral kedua negara, mengingat di tahun ini kedua negara memperingati 50 tahun hubungan diplomatik, sejak ditandantangani perjanjian pada Januari 1958.
"Apalagi ada perjajian ekonomi EPA yang bisa menjadi pintu masuk bagi babakan baru tersebut dan juga hubungan yang lebih luas di tahun-tahun mendatang," katanya.
Sementara itu, Direktur Divisi Bantuan untuk Indonesia JBIC, Satoshi Shigiya, kepada Antara mengatakan survei memang dilakukan secara rutin dan hasilnya diumumkan secara terbuka kepada publik melalui internet.
"Anda bisa melihat laporan terbaru itu di internet. Survei ini memang bisa menjadi panduan bagi pengusaha Jepang untuk berinvestasi di luar negeri," katanya lagi.
JBIC secara rutin melakukan survei setiap tahun mengenai minat pebisnis Jepang untuk menanamkan modalnya di luar negeri. Survei juga menyoroti kondisi dan situasi investasi di negara-negara yang masuk dalam daftar tujuan investasi tersebut.
Survei rutin
Survei yang diberi judul "Survey Report on Overseas Business Operations by Japanese Manufacturing Companies" melibatkan sekitar seribu perusahaan, dimana lebih dari 60 persen perusahaan merespon survei yang dimulai sejak 1989.
Kajian itu mencantumkan prioritas utama yang diharapkan bagi kegiatan bisnis baik di dalam maupun di luar Jepang, termasuk melengkapinya dengan daya saing masing-masing negara dimana perusahaan Jepang itu berada.
Sebelumnya sejak 2007 tim ekonomi KBRI Tokyo melakukan berbagai kegiatan promosi investasi dan eksibisi perdagangan di Tokyo dan berbagai pusat bisnis lainnya di seantero Jepang.
Peringkat Indonesia sendiri dalam satu dekade ini memang merosot di mata investor Jepang, meski 'Negeri Sakura' itu tetap menjadi penanam modal terbesar dan mitra dagang utama Indonesia.
Tahun-tahun sebelumnya Indonesia selalu menduduki peringkat nomor dua atau tiga dari negara tujuan investasi Jepang. Namun sejak beberapa tahun belakangan negara-negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand terus menduduki peringkat lebih baik ketimbang Indonesia.
Sejak 1967 hingga 2007 total jumlah investasi Jepang mencapai sebesar 40 miliar dolar AS, dan hubungan perdagangan kedua negara masih memberikan surplus bagi Indonesia sebesar 14.2 milyar dolar AS. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008