Islamabad (ANTARA News) - Presiden Pakistan, Pervez Musharraf, Kamis, mengatakan telah memperingatkan mantan perdana menteri Benazir Bhutto tentang ancaman pembunuhan tetapi Bhutto mengabaikannya. Musharraf bersikukuh untuk mengesampingkan keterlibatan militer dan badan-badan intelijen dalam pembunuhan Bhutto. Presiden Pakistan juga mengatakan pemerintah pada November mencegah Bhutto melakukan perjalanan ke lapangan Liaquat Bagh di Rawalpindi karena ada peringatan dari badan-badan intelijen tentang ancaman pembunuhan terhadapnya. Musharraf menggambarkan lapangan itu dikelilingi sejumlah bangunan sehingga menjadi "tempat yang rawan", dan dia mengatakan "Kali Ini dia pergi atas kemauannya dengan mengabaikan ancaman itu." Presiden Pakistan itu pada Rabu meminta bantuan badan penyelidik dari Inggris, Scotland Yard, untuk menyelidiki kematian Bhutto. Dia mengesampingkan keterlibatan militer dan badan-badan intelijen dalam pembunuhan itu. "Tak ada agen intelijen Pakistan yang mampu memotivasi atau mengindoktrinasi orang untuk meledakkan diri sendiri," dia mengatakan. Musharraf mengemukakan bahwa orang harus mencari tahu pihak mana yang paling memperoleh keuntungan dari pembunuhan Bhutto. "Apakah saya dan pemerintah yang paling meraih keuntungan? Atau ada orang lain yang lebih banyak meraih keuntungan?" Saat wawancara dengan media internasional untuk acara "Aiwan-E-Sadr Say" (Dari Kepresidenan) di stasiun televisi pemerintah, PTV, Musharraf dengan jelas mengatakan Bhutto telah membahayakan diri sendiri dengan keluar dari atap "sunroof" (transparan) kendaraan anti-pelurunya saat meninggalkan Liaquat Bagh sesudah berpidato dalam kampanye Pemilu. "Kendaraannya anti-peluru. (Pemimpin Partai Rakyat Pakistan) Amin Fahim berada di sisi kirinya dan Nahid Khan di kanannya. Satupun tidak terluka kecuali dia (Bhutto) karena dia muncul berdiri dari `sunroof`," kata Musharraf. Ketika ditanya apakah Bhutto sudah diberitahu mengenai ancaman terhadap dirinya, Musharraf menjawab: "Artinya apakah kami tahu tentang persepsi ancaman kepada Benazir Bhutto dan apakah dia diberita tahu tentang ancaman itu? ya, kami sudah beritahu dia. Musharraf mengatakan dia berbicara dengan Bhutto sesudah serangan bunuh diri yang terjadi saat prosesi kepulangannya di Karachi pada 18 Oktober 2007. Musharraf juga minta agar Bhutto melakukan pengamanan yang memadai. Dia menjelaskan bahwa telah terjadi 19 pemboman bunuh diri selama caturwulan terakhir tahun 2007 yang mengakibatkan 400 orang tewas dan 900 lainnya cedera. Semua penelusuran atas aksi-aksi tersebut mengarah kepada komandan Taliban yaitu Baitullah Mehsud dari Waziristan Selatan dan Maulana Fazlullah dari Lembah Swat di Provinsi North West Frontier, demikian PTI

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008