Saat sekarang, proyek Pertamina Langit Biru Cilacap (PLBC) sudah berjalan sehingga dapat menambah produksi pertamax sekitar 300 metric barrel per bulan.

Cilacap (ANTARA) - Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Jawa Tengah, meningkatkan produksi bahan bakar minyak (BBM) untuk menghadapi arus mudik dan balik Lebaran 2019, kata General Manager Pertamina RU IV Cilacap Djoko Priyono.

"Untuk (menghadapi) Lebaran, kami melaksanakan satgas (satuan tugas) mulai H-15 Lebaran hingga H+15 Lebaran. Jawa Tengah ini kan memang nomor satu kenaikan (permintaan) BBM-nya karena banyak yang mudik 'central'-nya Jawa Tengah," katanya di Cilacap, Senin.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya harus menyiapkan pasokan BBM mulai dari masa mudik hingga balik sehingga keandalan kilang Pertamina RU IV Cilacap harus terjaga supaya tetap bisa beroperasi dengan aman dan terkendali untuk memasok BBM ke masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Ia mengatakan stok BBM jenis pertamax dan premium di kilang Pertamina RU IV Cilacap saat sekarang bisa untuk memenuhi kebutuhan sekitar lima hari, avtur sekitar 150 hari, dan solar sekitar 50 hari, sedangkan stok bahan bakar gas berupa elpiji sekitar lima hari.

"Kalau Jawa Tengah kenaikan konsumsinya (pada masa mudik dan balik) biasanya 20 persen. Kalau kita, produksi lebih dari cukup, tetap kita naikkan kapasitasnya sekitar 5 persen untuk memenuhi semuanya karena kami punya stok yang cukup aman," katanya.

Dalam hal ini, kata dia, Pertamina RU IV Cilacap maupun Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV Jateng-DIY masing-masing punya stok BBM yang setiap hari akan dipertahankan dan pihaknya juga tetap berproduksi tiap hari.

Djoko mengatakan saat sekarang, proyek Pertamina Langit Biru Cilacap (PLBC) sudah berjalan sehingga dapat menambah produksi pertamax sekitar 300 metric barrel per bulan.

"Nanti setelah pabrik baru satu lagi beroperasi. total produksi kami akan bertambah sekitar 680 metric barrel. Jadi, sudah cukup secara stok untuk memenuhi kebutuhan Jawa Tengah dan lainnya," tegasnya.

Terkait dengan kenaikan harga tiket penerbangan, dia mengakui hal itu berdampak terhadap penurunan konsumsi avtur meskipun produksi bahan bakar pesawat terbang tersebut mengalami peningkatan.

Dia memperkirakan penurunan konsumsi avtur tersebut sekitar 10 persen karena banyak pesawat yang penerbangannya dibatalkan akibat tidak ada penumpang.

Ia mengatakan PT Pertamina (Persero) akan meminta izin ke pemerintah untuk melakukan ekspor avtur jika produksi bahan bakar pesawat terbang itu tidak terserap di dalam negeri.

"Stok avtur di sini (Pertamina RU IV Cilacap, red.) sekitar 150 hari, tetapi secara nasional sekitar 45 hari, biasanya stok nasional sekitar 29-30 hari. Produksi avtur di Refinery Unit IV sekitar 1,7 juta barrel per bulan," katanya.

Sebelumnya, kata dia, produksi avtur di Pertamina RU IV Cilacap hanya sebesar 1,2 juta barel per bulan namun setelah dilakukan modifikasi, terjadi peningkatan produksi sekitar 500 metric barrel atau 500.000 barel sehingga produksinya menjadi 1,7 juta barel per bulan.

"Apalagi per April, tidak ada lagi impor avtur," katanya.
Baca juga: Pertamina tambah stok BBM 25 persen hadapi Lebaran
Baca juga: Posko nasional ESDM jamin ketersediaan BBM hadapi Lebaran

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019