Jakarta (ANTARA) - Lebaran merupakan hal yang ditunggu bagi masyarakat Muslim. Salah satunya adalah mudik untuk dapat bertemu dengan keluarga di kampung halaman.
Tetapi tidak semua orang dapat melakukan budaya mudik tersebut ketika Lebaran, salah satunya adalah petugas listrik yang harus memastikan pasokan energi tetap terjaga agar tetap mengalir ke rumah-rumah.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menyatakan kesiapannya dalam memasok listrik ke seluruh penjuru Nusantara ketika masa Lebaran. PLN sendiri memproyeksikan bahwa kondisi 22 sistem kelistrikan nasional sampai dengan bulan Mei serta tanggal 5 dan 6 Juni 2019 pada umumnya berada pada "kondisi aman" dengan beberapa sistem berada pada "kondisi siaga" dan tidak ada sistem berada pada posisi "defisit daya".
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PT PLN (Persero) Amir Rosidin mengatakan bahwa kondisi kelistrikan pada hari H Idul Fitri, yakni pada 5 dan 6 Juni 2019 pada status aman dan tidak ada kondisi pemadaman.
"Seluruh daerah indonesia aman, tidak ada kondisi pemadaman, memang ada beberapa yg cadangannya di bawah 30 persen, tapi secara keseluruhan kami sudah siap," katanya.
Amir juga mengungkapkan bahwa beban puncak di Sistem Jawa-Bali rata-rata turun sekitar 10.000 MW.
"Kalau kita masuk di sistem Jawa-Bali, bebannya di triwulan 1 sekitar 27.000 MW. Pada hari H Idul Fitri beban terendah diperkirakan sekitar 12.000 MW, sedangkan pada malam hari mencapai 17.000 MW. Jika normalnya sekitar 27.000 MW, maka turunnya sekitar 10.000 MW pada saat beban malam dan beban siang turun 15.000 MW," ujar Amir.
Beberapa pembangkit, tambah Amir, juga akan dipadamkan (reserve shutdown) untuk memudahkan pengaturan frekuensi dan melakukan efisiensi.
"Beberapa pembangkit nanti terpaksa kami padamkan supaya kami tidak kesulitan untuk mengatur frekuensi dan juga melakukan efisiensi. Tapi kami tetap jaga supaya cadangan cukup," kata Amir.
PLN juga telah melakukan sejumlah upaya untuk memastikan kesiapan dan keandalan sistem kelistrikan, meliputi kesiapan (availability) unit pembangkit, penguatan jaringan transmisi dan distribusi.
Kedua, menghentikan sementara pemeliharaan instalasi di transmisi dan gardu induk, kecuali pekerjaan darurat/perbaikan kerusakan atau gangguan peralatan.
Ketiga, membuat rencana dan pola operasi unit-unit pembangkit berdasarkan perkiraan beban (load forecast) pada periode Hari Raya Idul Fitri di tahun-tahun sebelumnya, dengan menyiapkan cadangan putar (spinning reserve) lebih besar dibandingkan waktu reguler.
Keempat, melakukan pengawasan dan siaga di sejumlah objek vital, seperti masjid dan pusat keramaian terkait ketersediaan pasokan.
Sementara itu, untuk persiapan tahun ini, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menginginkan PLN untuk mencari kekurangan yang ada, sehingga dapat mengantisipasi jika terjadi hal yang kurang baik.
"Untuk persiapan tahun ini, saya berharap jajaran PLN untuk selalu mencari apa yang kurang. Sehingga kita bisa mengantisipasi kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan ke depannya. Kalau merasa sudah baik, tidak ada ruang untuk lihat apa yang kurang baik," lanjutnya.
Arcandra juga menegaskan bahwa sesuai perintah Presiden Joko Widodo, kecukupan energi harus dapat memenuhi kebutuhan selama Ramadan dan Idul Fitri.
"Sebagai salah satu fungsi kami di ESDM, dan sesuai perintah Bapak Presiden, bahwa kecukupan energi, baik itu dari sisi kelistrikan juga dari sisi bahan bakar minyak (BBM), itu harus bisa memenuhi seluruh kebutuhan selama Ramadan dan Lebaran," tutur Arcandra.
Untuk memastikan kondisi listrik dan BBM tersebut, sektor ESDM akan membuka Posko Lebaran sektor ESDM sejak H-15 Idul Fitri hingga H+15 Idul Fitri. Periode ini lebih panjang dibandingkan dengan posko nasional yang beroperasi dari H-7 sampai H+7 Idul Fitri.
"Berbeda dengan posko nasional, di sektor ESDM kita buka posko sejak H-15 sampai H+15 Idul Fitri. Ada kemungkinan sejak H-15 itu ada hal-hal yang perlu kita kerjakan lebih awal. Jadi kita mempersiapkan lebih awal 15 hari, dan mempersiapkan 15 hari setelah itu. Kita ingin benar-benar menjamin bahwa keandalan dan kesiapan pasokan listrik itu baik," tegas Arcandra.
Khusus PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat sendiri menyiagakan 3.017 petugas untuk menjamin keandalan pasokan listrik untuk menghadapi Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah atau Lebaran 2019.
"Terkait persiapan PLN menjelang Idul Fitri 1440 Hijriah di wilayah Jawa Barat, kami sudah menyiapkan langkah-langkah untuk menjaga keandalan pasokan listrik menghadapi momentum Lebaran tahun 2019 ini, salah satunya menyiagakan 3.017 petugas," kata Manager Komunikasi PT PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat Iwan Ridwan.
PT PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat, kata dia, juga membangun posko mudik di 19 titik yang tersebar di jalur mudik Jawa Barat.
Iwan mengatakan PLN Distribusi Jawa Barat meniadakan segala bentuk kegiatan pemeliharaan selama periode tujuh hari sebelum dan sesudah Idul Fitri 1440 Hijriah.
Selain itu, PLN juga melaksanakan siaga gangguan di sejumlah posko dengan rincian posko induk/UP2D sebanyak satu UP2D (Unit Pelaksana Pengatur Distribusi), posko utama (UP3) sebanyak 17 Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan.
Kemudian Posko Unit (ULP) sebanyak 93 Unit Layanan Pelanggan dan Posko Sub Unit (KP) sebanyak 193 Posko.
"Untuk posko siaga gangguan listrik, tambah Iwan, PLN menyiapkan 193 posko yang siap selama 24 jam," kata dia.
Dia mengatakan posko tersebut diperkuat dengan ketersediaan kendaraan mobile tim sebanyak 560 unit, mobil crane 18 unit, mobil deteksi sembilan unit, genset sebanyak 35 unit, deteksi portabel sebanyak empat unit, dan mobil trafo sebanyak sembilan unit.
PLN Unit Distribusi Jawa Barat memprediksi beban puncak siang pada Idul Fitri 1440 Hijriah sebesar 3.429 MW atau naik 216 MW (7 persen) dari beban puncak siang pada Idul Fitri 1438 H sebesar 3.213 MW.
Sementara itu untuk Beban Puncak Malam pada Idul Fitri tahun ini diprediksi mencapai 4.335 MW atau naik sekitar 113 MW (3 persen) dibandingkan dengan Beban Puncak malam hari pada Idul Fitri tahun lalu sebesar 4.222 MW.
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019