Washington (ANTARA News) - AS berhasil mempertahankan investasi asing dalam bentuk aliran modal masuk untuk membiayai defisit neraca pembayaran, namun penurunan sedikit saja akan langsung mengancam ekonomi AS, demikian laporan Federal Reserve AS yang dirilis Jumat atau Kamis waktu setempat.
Laporan itu mengatakan, AS berhasil mempertahankan investasi asing yang masuk, meskipun dolar AS terus melemah dan adanya kekhawatiran kekuatan ekonomi AS.
Laporan yang dibuat oleh para ekonom Federal Reserve New York itu juga menyuarakan kekhawatiran para pelaku usaha swasta bahwa kehilangan kepercayaan pada dolar AS akan menyebabkan kejutan pada ekonomi terbesar di dunia itu dan menambah tekanan pada dolar AS
"Dalam beberapa tahun terakhir, defisit AS semakin membesar hingga mengkompensasi surplus yang dihasilkan investasi asing," ungkap laporan tersebut, seperti dikutip AFP.
"Jelas pada 1999-2006, kumulatif pinjaman AS 4,4 triliun dolar AS setara dengan 85 persen pembiayaan asing netto, yang berasal dari negara-negara dengan surplus simpanan."
"Meskipun demikian, AS tetap menjadi tujuan sekitar 30 persen dari total investasi asing gross, sebuah angka yang sedikit melebihi porsi AS pada PDB global, tapi di bawah porsi AS pada portofolio finansial global."
Menurut mereka, hal itu menyebabkan AS mampu membiayai defisit neraca berjalan mereka yang besar, tanpa harus mencari investasi dalam dolar AS lebih banyak lagi.
Namun laporan The Fed itu tidak mengatakan dengan jelas apakah tren di pasar finansial global akan tetap bertahan.
"Akan lebih sulit untuk membiayai defisit neraca berjalan yang besar jika arus globalisasi finansial berubah," kata laporan itu. "Jika itu terjadi, maka AS harus menarik investasi asing lebih besar lagi."
Defisit neraca berjalan AS, alat ukur untuk melihat aliran perdagangan dan investasi, pada triwulan ketiga mencapai 178,5 miliar dolar AS.
Defisit neraca pembayaran turun tipis menjadi sekitar 5,1 persen dari PDB AS pada triwulan itu atau terendah sejak triwulan pertama 2004.
Defisit yang tinggi akan menyebabkan kehilangan kepercayaan pada dolar AS sehingga suku bunga atas obligasi dan bentuk-bentuk investasi lain AS harus dinaikkan.
"Fakta bahwa investasi asing di AS telah melebihi defisit neraca berjalan AS tampaknya mendukung kekhawatiran terhadap peningkatan portofolio asing semakin tidak seimbang (di dunia-red)," kata laporan itu.
Namun karena pelemahan dolar AS, maka para penulis laporan itu mengatakan bahwa "aliran modal masuk ke AS harus lebih tinggi daripada ke negara lain" untuk membiayai defisit. (*)
Copyright © ANTARA 2008