Yogyakarta (ANTARA News) - Akibat banjir yang melanda sebagian wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, dikhawatirkan terjadi kerawanan dalam pengadaan pangan nasional terutama untuk swasembada beras, kata Ketua Umum Kontak Tani Nasional Andalan (KTNA), Winarno Tohir di Yogyakarta, Kamis malam.
Ketika menghadiri silaturahmi Manajemen PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) dengan wartawan di Yogyakarta, ia mengatakan sekitar 50 persen pasokan beras nasional berasal dari Pulau Jawa, bahkan produktivitas tertinggi lahan pertanian ada di Jawa.
"Jadi, jika sebagian lahan pertanian di Jawa terganggu akibat banjir, dikhawatirkan pengadaan pangan nasional menjadi rawan, apalagi ramalan BMG menyatakan kemungkinan curah hujan tinggi juga terjadi di Jawa Barat," katanya.
Kata dia, luas lahan pertanian sekitar 8,6 juta hektare, 5,6 juta hektare di antaranya memperoleh pengairan teknis.
Dari lahan pertanian seluas itu, sekitar 900 ribu hektare terdiri sawah yang pengairannya terjamin oleh bendungan, sedangkan lahan lainnya memperoleh air dari bendung dan hujan (lahan tadah hujan).
Jika dari luas lahan pertanian itu sebagian lainnya terganggu oleh banjir, dikhawatirkan target areal tanam padi sekaligus produksinya juga akan terganggu. Apalagi target produksi padi rata-rata nasional 4,5 ton per hektare.
"Meskipun sekarang ini produktivitas tanaman padi ditunjang dengan benih unggul, tetapi karena penyerapan penggunaan benih unggul tidak mencapai target, maka dengan terjadinya banjir menyebabkan pengadaan pangan nasional semakin rentan," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008