Hal tersebut diungkapkan Duta Besar RI untuk Kerajaan Kamboja, Sudirman Haseng pada saat membuka konferensi pers mengenai Persiapan Peresmian Penerbangan Langsung Jakarta-Phnom Penh pagi ini (25/5) di Kantor Kementerian Pariwisata Kamboja di Phnom Penh.
Konferensi Pers yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata tersebut dihadiri oleh sekitar 45 orang yang terdiri dari Menteri Pariwisata dan jajarannya, asosiasi pariwisata dan perhotelan Kamboja, serta media setempat, berdasarkan keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Dalam sesi tanya jawab, semua tampak bersuka cita dan mengapresiasi diluncurkannya penerbangan langsung Indonesia-Kamboja ini yang diyakini akan lebih mendekatkan masyarakat dan sektor swasta kedua negara.
Para pemimpin asosiasi pariwisata juga mengharapkan adanya kerja sama antara Citilink dengan agen perjalanan/tur operator
"Penerbangan langsung Indonesia-Kamboja kini bukanlah lagi mimpi, namun suatu kenyataan, saya mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia, Kementerian Pariwisata Indonesia, KBRI Phnom Penh, Citilink Airline dan berbagai pihak lainnya atas dukungan dan kerja sama yang baik mewujudkan impian kita bersama," kata Menteri Pariwisata Kamboja Dr. Thong Khon.
Penerbangan langsung antara Indonesia dan Kamboja telah melalui berbagai diskusi sejak awal dicetuskannya gagasan ini.
Banyak maskapai penerbangan Indonesia telah mempelajari pangsa pasar Kamboja dan laporan menunjukkan bahwa faktor-faktor pasar masih menjadi kendala utama untuk mewujudkan penerbangan langsung tersebut.
"Kedua Pemerintah bersepakat bahwa penerbangan langsung tersebut sangat penting untuk memperluas hubungan kerja sama bilateral di berbagai sektor seperti perdagangan, pariwisata, dan investasi serta meningkatkan people-to-people contacts," tambah Dubes RI.
Sementara itu, Vice President of Corporate Strategy Heriyanto sebagai perwakilan dari Citilink Indonesia's management menyampaikan bahwa Penerbangan langsung Jakarta-Phnom Peng diperkirakan akan mulai pada Juni 2019 dari Bandar Udara Soekarno Hatta Terminal Low Cost Carier dengan Airbus A320 180 kursi.
Rute Jakarta-Phnom Penh ini merupakan rute internasional baru yang ketiga di tahun ini setelah Surabaya-Kuala Lumpur dan Jakarta- Kuala Lumpur.
Citilink juga memiliki penerbangan komersial ke Penang, Dili dan Timor Leste. Heriyanto menyatakan Citilink adalah premium LCC yang menyajikan makan dan wifi gratis selama penerbangan.
KBRI Phnom Penh terus bekerja untuk meyakinkan maskapai penerbangan dari Indonesia untuk membuka penerbangan langsung ke Kamboja.
Duta Besar Sudirman yakin bahwa penerbangan langsung akan menjadi salah satu batu loncatan yang penting dalam meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Kamboja.
Selain itu, tahun 2019 merupakan peringatan hari jadi hubungan diplomatik antara kedua negara yang ke-60 tahun, sehingga penerbangan pertama Citilink ke Phnom Penh pada 29 Mei bukan hanya menjadi pencapaian yang besar tetapi juga merupakan hadiah yang berharga bagi hari jadi hubungan diplomatik Indonesia – Kamboja.
Melihat peningkatan jumlah perjalanan dari Kamboja ke luar negeri yang mencapai sekitar 2 juta wisatawan tahun lalu dan perkembangan sektor kepariwisataan di Kamboja yang sangat baik, penerbangan langsung ini sangat menarik dan akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan kedua negara.
Pada 2018, lebih dari 8.000 warga Kamboja mengunjungi Indonesia dan lebih dari 55.000 warga Indonesia berkunjung ke Kamboja.
Penerbangan ini juga merupakan sebuah terobosan untuk menyediakan rute yang cepat dan mudah bagi lebih dari 3.500 penduduk Indonesia yang tinggal di Kamboja.
Dengan pertimbangan di atas, maka tanpa keraguan kedua negara perlu bekerja sama untuk meningkatkan destinasi pariwisata mereka dan memperluas kerja sama demi kepentingan kedua negara.
Pada akhirnya, penantian yang lama telah usai dan mari berharap bahwa penerbangan langsung ini adalah awal dari sebuah impian yang baru dalam memperluas cakrawala dan hubungan kedua negara.
Baca juga: Menakar perkembangan dan peluang hubungan ekonomi Indonesia-Kamboja
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019