Kulon Progo (ANTARA) - PT Angkasa Pura I (Persero) tetap menutup akses jalan bagi wisatawan menuju kawasan Pantai Congot di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, karena membahayakan keselamatan penerbangan dan merupakan area izin penetapan lokasi (IPL) Bandara Internasional Yogyakarta.
"Jalan tersebut tetap boleh dilewati kendaraan baik mobil maupun motor, tapi terbatas hanya untuk para nelayan dan petambak. Sedangkan untuk kepentingan wisata tidak diizinkan mengingat lokasi jalan berada di ujung barat area runway yang merupakan area IPL," kata Project Manager Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta PT Angkasa Pura I Taochid Purnama Hadi di Kulon Progo, Minggu.
Alasan penutupan jalan menuju Pantai Congot waktu itu lantaran untuk pembuatan saluran drainase. Saluran tersebut berada di bagian barat area IPL BIY dan terhubung langsung dengan runway.
"Selain itu juga untuk menyukseskan tahap verifikasi Bandara Internasional Yogyakarta," katanya.
Terkait rencana penutupan jalan secara permanen, kata Taochid, PT AP I masih akan membahasnya bersama pemerintah daerah. Hasil diskusi dengan Pemkab Kulon Progo beberapa waktu lalu, mereka akan menyiapkan lahan di luar batas bandara untuk pembuatan jalan pengganti.
"Siapa yang bangun, nanti kita diskusikan lagi," kata Taochid.
Diberitakan sebelumnya, ratusan warga dari desa-desa sekitar proyek NYIA menggelar aksi demo pada Rabu (27/3), karena akses jalan menuju Pantai Congot ditutup secara sepihak oleh Angkasa Pura 1.
Dalam aksi tersebut sejumlah kertas dan triplek bertuliskan "Jangan Tutup Jalan Kami Sebelum Ada Jalan Pengganti" ditempelkan warga di pagar pembatas IPL yang berada tepat di pintu gerbang menuju Pantai Congot. Selain itu, warga juga sempat memblokade jalan tersebut dengan cara duduk di tengahnya.
Sementara itu, salah seorang petugas loket Pantai Congot yang juga merupakan warga Desa Jangkaran, Sukino mengungkapkan sejak masyarakat sekitar melakukan demo terkait penutupan gerbang menunju Pantai Congot pada Rabu (27/3) silam kini sudah tidak ada penutupan.
Saat itu, warga bisa leluasa menggunakan akses jalan tersebut untuk melakukan aktivitas di Pantai Congot. Selain warga sekitar, masyarakat umum juga diperbolehkan untuk melewatinya.
"Sekarang masih dibuka, sampai nanti dibuatkan jalan baru, tapi sampai hari ini saya lihat belum ada tanda-tanda pengerjaan jalan," kata Sukino
Dia mengatakan jika pintu gerbang ditutup akan menyulitkan warga yang hendak beraktivitas di kawasan Pantai Congot. Seperti nelayan, pedagang dan petambak. Pasalnya akses jalan itu merupakan yang paling cepat untuk sampai ke Pantai tersebut dari Desa Jangkaran.
"Terdapat satu jalan lagi yang sebenarnya bisa digunakan warga, yakni melewati Pantai Glagah. Namun jaraknya terlalu jauh karena harus memutar sekitar 10 hingga 15 menit perjalanan menggunakan kendaraan bermotor," katanya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019