Jakarta (ANTARA News) - Investasi dari Timur Tengah di Indonesia pada 2007 diperkirakan mencapai 2,17 miliar dolar AS, yang utamanya ditanamkan pada sektor infrastruktur dan properti. Jumlah itu, menurut Utusan Khusus RI untuk Timur Tengah, Alwi Sihab, diperkirakan akan meningkat karena kepercayaan investor Timur Tengah untuk menanamkan modal dan bekerjasama dengan pemerintah maupun pengusaha Indonesia semakin baik. "Kepercayaan investor Timur Tengah untuk menanamkan modal dan melakukan bisnis baik dengan pemerintah maupun pengusaha Indonesia semakin baik," tegas Alwi Shihab di Jakarta, Kamis. Sebagai contoh, kata Alwi, Qatar Investment Authority yang akan membentuk perusahaan patungan dengan pemerintah Indonesia di bidang infrastruktur dengan modal 1 miliar dolar AS (85 persen QIA, 15 persen Indonesia). Di bidang properti, EMAAR dari Uni Emirat Arab akan membangun kawasan pariwisata internasional seluas 1.200 hektar di Lombok dengan nilai investasi 600 juta dolar AS. Kemudian dalam bidang pembangkit listrik, Konsorsium Gulf Petroleum Limited (Qatar) dan Mining Power Corporation (Bahrain) bersama dengan PT Ridlatama Energi (Indonesia) sudah menyampaikan proposal untuk membangun pembangkit listrik di Indragiri yang berkapasitas 2x150 MW. Investasi yang diserap dari proyek ini nilainya 400 juta dolar AS. Pada bidang konstruksi, investor dari Dubai, LIMITLESS, sepakat bekerjasama dengan Bakrie Group membangun pusat pengembangan bisnis di kawasan Kuningan dengan investasi 170 juta dolar AS. Selain membuka kran investasi bagi investor Timur Tengah, sebaliknya Indonesia juga tengah mengembangkan beberapa proyek investasi di kawasan itu. PT PUSRI bersama NPC International Ltd, dan Petrochemical Industries Investment Company juga tengah membicarakan pembangunan pabrik amonia dan pupuk urea di Iran dengan nilai investasi 700 juta dolar AS Konsorsium Indonesia yang terdiri dari PT Petrogres, Pupuk Kaltim, Medco Energy, dan Bosowa juga akan membangun pabrik asam fosfat di Maroko bekerjasama dengan OCP, Maroko. Proyek itu akan menelan investasi sekitar 350 juta dolar AS. Merambah bidang konstruksi, PT Waskita Karya juga akan membangun menara milik Bin Ladin Group di Dubai senilai 10 juta dolar AS. Sementara kerjasama bidang jasa keuangan, Al Barakah Bank dari Saudi Arabia dan Asian Finance Bank dari Qatar telah resmi membuka kantor perwakilan di Indonesia. "Kedua bank tersebut akan beroperasi dengan kapasitas penuh dalam waktu 2 hingga 3 tahun ke depan," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008