Jakarta (ANTARA News) - Realisasi pembentukan perusahaan induk (holding) bagi 15 BUMN di sektor perkebunan, PTPN I-XIV dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), menunggu terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) yang ditergetkan pada akhir bulan ini. "Segera dan secepatnya holding perkebunan ini harus terselesaikan," kata Menteri Negara BUMN, Sofyan Djalil, di Jakarta, Kamis. Sebelumnya, ia optimistis holding BUMN perkebunan akan teralisasi pada awal 2008, tertunda dari rencana semula yang ditargetkan rampung akhir 2007. "Saat ini proses-prosesnya sudah pada tahap akhir dan tinggal menunggu PP," katanya. Pihaknya menargetkan terbentuk skenario holding BUMN perkebunan yaitu menjadikan PTPN I-XIV serta PT RNI sebagai anak holding. Seperti diketahui pada sektor perkebunan terdapat 14 PTPN di seluruh Indonesia dan satu PT RNI, dengan total penjualan bersih mencapai Rp20,7 triliun dengan ekuitas sebesar Rp7,3 triliun. Berdasarkan kajian konsultan, maka alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan membentuk holding yang menangani pemasaran, investasi, dan kebijakan strategis. Jika holding terbentuk, maka nilai ekuitas BUMN perkebunan akan meningkat dari Rp30,03 triliun pada 2005 menjadi Rp62,27 triliun pada 2009 atau meningkat sebesar 107,35 persen. Meneg BUMN mengatakan pembentukan holding tersebut dilakukan dalam rangka untuk menyehatkan BUMN, memperluas market share, dan menciptakan tata kelola perusahaan yang baik. (*)
Copyright © ANTARA 2008