"Ini ibarat sebuah mobil yang tadinya mendaki gunung dan kini sampailah puncaknya dan segera menurun ke lembah dengan sangat cepatnya, " kata Arifuddin yang akrab disapa Arle di Masjid Nurul Ittihad, Kalukuang, Makassar, Sabtu malam.
Dalam ceramah tarawihnya, Ia mengingatkan bahwa dengan mencontoh kehidupan Rasulullah Muhammad SAW, 10 hari terakhir Ramadhan merupakan penentuan keberhasilan ibadah di bulan kemuliaan ini.
Disebutkan, 10 hari terakhir untuk mendapatkan ampunan dan syafaat dari Allah SWT, maka perlu beribadah sungguh-sungguh.
"Ramadhan akan berlalu begitu cepat. Ketika masih ingin tarawih misalnya, sudah tidak ada lagi, " kata mantan anggota DPRD Kota Makassar ini.
Ustadz Arlepun memberikan satu contoh kisah pada zaman Khalifah Umar bin Khatib tentang ketegasan dalam memimpin negara dan mampu berbuat adil bagi masyarakatnya.
"Ketegasan atau Istiqomah dalam pendirian dan mampu bersikap adil itulah yang harus diteladani sebagai upaya menginstrospeksi diri pada bulan suci Ramadhan," katanya.
Menurut dia, teguh dalam pendirian atas prinsip kebenaran menjadi modal utama menjadi Muslim yang taqwa. Berkaitan dengan hal itu, dia mengajak umat Muslim agar betul-betul memanfaatkan momentum Ramadhan ini sebagai ladang untuk meraup amal ibadah sebanyak-banyaknya.
Baca juga: Fokus ibadah, Afgan absen kerja 10 hari terakhir Ramadhan
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019