Denpasar (ANTARA News) - Setelah Balai Arkeologi Denpasar turun tangan, kini giliran tim dari Laboratorium Forensik (Labfor) Polri Cabang Denpasar ambil bagian dalam meneliti serpihan batuan yang diduga meteor jatuh di Banjar (dusun) Gelumpang, Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali. Selain meneliti tiga buah batu berwarna hitam yang masing-masing sebesar biji kacang tanah, Kamis siang itu juga tim mencermati kubangan di tengah sawah yang diduga muncul setelah ketiban meteor yang jatuh. Kasubid Humas Polda Bali, AKBP Sri Harmiti, yang dihubungi terpisah, membenarkan kalau tim Labfor diturunkan ke lokasi jatuhnya meteor di tengah sawah di Banjar Gelumpang. Di bagian petak sawah yang tengah ditanami padi berusia sepekan milik Wayan Miasa itu, kini muncul lubang sedalam 30 sentimeter dengan garis tengah satu meter. Dari kubangan tersebut tim Labfor tampak mengambil sample lumpur dan air yang berwarna kuning kecoklat-coklatan. Selain itu, tim juga melakukan pemetaan dan pengambilan gambar. Menurut petugas, serpihah batu, lumpur dan cairan yang diambil dari areal sawah akan dilakukan penelitian lebih lanjut secara laboratorium. Melalui penelitian, diharapkan jenis batuan yang disebut-sebut sebagai meteor jatuh dapat diketahui secara lebih seksama. Sri Harmiti menyebutkan sehubungan masih harus dilakukan penelitian, pihaknya belum dapat memastikan kalau serpihan batu yang ditemukan di dalam kubangan di tengah sawah betul-betul merupakan bagian dari meteor yang jatuh ke muka bumi. Sementara sebelumnya, pihak Balai Arkeologi Denpasar juga telah melakukan penelitian di lokasi yang sama. "Sebenarnya ini kewenangan lembaga astronomi, tapi kami ingin melihat dan meneliti jenis batuannya," kata Kepala Balai Arkeologi Denpasar, AA Oka Astawa. Di kubangan yang dikitari tanaman padi muda itu, kini dipasang "police line", sementara serpihan batu yang ditemukan di tempat itu, diamankan di Mapolsek Sukawati. Oka Astawa mengatakan, pihaknya yang menangani benda-benda bersejarah, hanya akan melihat lokasi jatuhnya benda yang diduga meteor tersebut, dan jika diperlukan turut meneliti serpihan batuannya. "Siapa tahu ini ada kaitan dengan benda-benda peninggalan sejarah. Yang seharusnya segera turun tangan sih ya dari pihak astronomi. Mudah-mudahan dari Bandung tertarik untuk turun tangan," ucapnya. Peristiwa jatuhnya benda langit pada Selasa (1/1) dinihari sekitar pukul 01.00 Wita itu, sempat disaksikan sejumlah warga yang tengah merayakan malam pergantian tahun 2007-2008. Menurut saksi, sebelum ditemukan kubangan pada pagi harinya, di tengah kegelapan malam pada dinihari itu sempat muncul kilatan cahaya yang meluncur dari langit disertai suara-suara ledakan cukup keras. Pasca-kemunculan cahaya dan suara ledakan itulah, di bagian petak sawah di Banjar Gelumpang ditemukan kubangan yang diduga bekas hantaman meteor yang jatuh ke muka bumi. (*)

Copyright © ANTARA 2008