Jakarta (ANTARA News) - PT Pupuk Sriwidjaya (PUSRI) menyatakan masih terus membahas masalah pendanaan pembangunan pabrik pupuk patungan dengan Iran, meski rapat finalisasi antara kedua pihak telah dilakukan pertengahan Desember 2007. "Memang telah dilakukan rapat finalisasi dengan pihak Iran, tetapi masih ada yang harus dibahas antara para komisioner dan pemegang saham tentang pendanaan untuk pembangunan proyek," kata Direktur Utama PT PUSRI, Dadang Heru Kodri, di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan, hingga kini PUSRI masih melakukan pendekatan dengan sejumlah pihak yang bisa menjadi sumber pendanaan. Dengan pihak Iran, PUSRI juga masih membahas mengenai mekanisme kerjasamanya termasuk hak dan kewajiban masing-masing."Kami masih terus lobi-lobi untuk pendanaan dan ini memang perlu waktu lama," katanya. Menurut Dadang, pihaknya tengah berusaha mencari sumber pendanaan yang tepat dan yang menyertakan persyaratan yang paling mudah."Tapi yang paling mudah kita harapkan dana dari pihak Iran," katanya. Seperti diketahui PUSRI tengah merencanakan proyek pembangunan pabrik pupuk urea dan amonia di Iran dan diharapkan mampu beroperasi akhir 2008. Kapasitas pabrik di Asahluye tersebut direncanakan mencapai 2.500 ton per hari. Investasi pembangunan pabrik mencapai 700 juta dolar AS (Rp5,81 triliun), di mana produksi bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga untuk mengisi kebutuhan pupuk dunia. Sementara Iran dipilih sebagai lokasi karena pasokan bahan baku gas di negara tersebut melimpah.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008