Paris (ANTARA News) - Para astronom yang mengamati sebuah bintang muda 180 tahun cahaya jauhnya dari Bumi telah menemukan bukti bahwa kelahiran bintang dapat menyebabkan terbentuknya sebuah planet hanya jutaan tahun kemudian, yang menurut skala waktu kosmik hanya sekedipan mata saja. Menurut teori arus utama saat ini, planet-planet terbentuk dari cakram gas dan reruntuhan debu yang tersisa dari pembentukan sebuah bintang. Seberapa lama proses ini berjalan masih menjadi bahan perdebatan. Bumi diperkirakan berusia sekitar 4,5 miliar tahun dan Matahari berumur lebih tua sekitar 100 juta tahun. Namun menurut berbagai pengamatan atas sejumlah eksoplanet, yakni planet-planet di beberapa tata surya selain daripada tata surya kita, menegaskan skala waktu itu kemungkinan lebih pendek lagi, terutama bila mengenai pembentukan planet-planet gas raksasa ketimbang planet-planet batu seperti Bumi. Sebuah tim yang dipimpin Johny Setiawan, astronom kelahiran Indonesia di Institut Max Planck di Heidelberg, Jerman, menumukan planet gas raksasa yang berukuran antara 5,5 sampai 13,1 kali Jupiter, yang mengorbit dalam piringan debu dari sebuah bintang yang sedang dikaji dengan seksama yang disebut TW Hydrae. Dari cahaya dari bintang itu dapat ditarik kesimpulan bahwa bintang tersebut berusia antara delapan juta hingga 10 juta tahun, yang secara tak langsung menunjukkan bahwa planet-planet dapat terbentuk bahkan sebelum piringan itu hilang terdesak partikel-partikel bintang dan radiasi. Planet-planet di luar tata surya pertama kali ditemukan pada 1995. Hingga sejauh ini, 270 eksoplanet telah ditemukan, demikian menurut Ensiklopedia Planet Luar Tata Surya (http://exoplanet.eu/). Pada umumnya penemuan itu terjadi secara tak langsung, terutama oleh "cahaya yang bergoyang", yang terlihat dari Bumi saat planet itu mengedari bintangnya. Pengkajian tentang bintang jauh ini muncul Kamis dalam jurnal Inggris, Nature, demikian laporan AFP. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008