Nanning, China (ANTARA) - Indonesia tertinggal 1-2 dari Jepang setelah tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dikalahkan Kento Momota 17-21, 19-21 di babak semifinal Piala Sudirman 2019 di Nanning, China, Sabtu.

Pada penampilan ketiganya di turnamen ini, Ginting tampaknya harus lebih cermat dalam menyarangkan bola-bola smes, yang beberapa kali terlalu melebar di awal gim sehingga tunggal putra peringkat tujuh itu kehilangan sejumlah poin berharga.

Di interval kedua gim pertama, Ginting mampu memperbaiki akurasinya yang terbukti mampu merepotkan lawan yang merupakan peringkat satu itu dan mencuri sejumlah poin dari sana.

Namun, Momota memiliki start yang lebih baik, ditambah bola-bola mati dari Ginting, menguntungkan Jepang di gim pertama.

Ginting, yang nampaknya tak hanya mendapat dukungan dari suporter Indonesia namun juga sebagian besar penonton yang mendatangi Guangxi Sports Center Gymnasium, kali ini lebih gesit meladeni permainan net di gim kedua juga dengan smes-smes yang lebih tajam untuk menyulitkan Momota.

Setelah interval gim kedua Ginting menyamakan kedudukan 11-11. Sepuluh poin terakhir menjadi start baru bagi kedua pemain.

Tak banyak WNI yang berada di Nanning, tapi Guangxi Gymnasium bergemuruh lebih kencang setiap kali Indonesia mencetak poin atas Jepang.

Satu demi satu poin dikumpulkan dalam pertandingan gim kedua yang sangat ketat. Pelatih Hendry Saputra Ho di pinggir lapangan tampak memberikan isyarat tangan bagi Ginting untuk tetap tenang hingga skor 18-18.

Keberuntungan bagi Momota yang bolanya menyentuh net tapi masuk ke area lawan untuk poin ke-19, ditambah pengembalian tanggung dari Ginting membuat match poin bagi Jepang.

Smes Momota terlalu tajam bagi Ginting yang tak bisa mengembalikan bola melalui net dan mengakhiri partai ketiga untuk kemenangan Jepang.

Baca juga: Gregoria akui permainannya terbaca dan terantisipasi Yamaguchi

Baca juga: Marcus/Kevin buka keunggulan Indonesia atas 1-0

Baca juga: Jepang samakan kedudukan atas Indonesia 1-1

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019