Padang (ANTARA) - Menjelang hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah para penjahit pakaian di pasar Raya Padang mengeluhkan hingga saat ini masih sepi pesanan.
“Tahun sebelumnya juga menurun, namun tahun ini pesanan menurun drastis,” kata salah seorang penjahit pakaian Wendy (40) di Padang, Sabtu.
Tahun lalu, biasanya dua minggu menjelang Lebaran ia selalu kebanjiran pesanan dengan penghasilan mencapai Rp800.000 hingga Rp1.400.000 per hari, katanya.
“Sekarang hanya sekitar Rp400.000 per hari itu pun kebanyakan dari hasil pesanan permak,” sambungnya.
Wendy juga menyebutkan upah jahit pakaian di tempatnya bervariasi di antaranya seperti kemeja untuk pria dewasa upahnya Rp125.000, baju safari Rp250.000, celana Rp125.000 dan baju perempuan mulai dari Rp400.000 sampai Rp500.000 itu pun upahnya masing-masing bertambah Rp25.000 karena harga bahan naik.
Sedangkan untuk upah permak dari Rp15.000 hingga Rp20.000, tergantung bahannya.
Ia mengakui bahwa semenjak bulan Ramadhan sampai menjelang Lebaran ini hanya menerima pesanan permak dan belum satu pun pesanan jahitan yang masuk ke tempatnya.
Menurut salah seorang pelanggannya Kurniati (50) yang tengah menunggu pesanannya mengatakan hal itu disebabkan karena perekonomian masyarakat Padang saat ini sulit.
“Saya lebih memilih memermak baju tahun lalu dari pada menjahit baju baru, karena kebutuhan lain masih banyak yang harus dipenuhi ditambah lagi harga barang-barang mulai naik,” sambungnya.
Karena saat lebaran nanti tentunya akan banyak pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan lebaran dan ditambah lagi setelah lebaran harus memikirkan kebutuhan anak-anak yang masuk sekolah, sambungnya.
Tidak hanya Wendy, penjahit lainya Buyuang (69) juga merasakan hal yang serupa, ia mengakui biasanya menjelang lebaran pesanannya meningkat dengan penghasilan mencapai Rp1.400.000 per hari.
Akan tetapi sekarang ini menurun drastis, bahkan ia harus memberhentikan dua orang karyawannya karena tidak adanya pesanan yang akan dikerjakan.
Sementara itu, salah seorang penjahit lainnya Rul mengaku dibanjiri pesanan bahkan seminggu menjelang Ramadhan ia sudah menolak pesanan.
Menurutnya mengutamakan kualitas jahitan ialah salah satu cara agar pelanggan menjadi puas dan tetap berlangganan dengannya.
Baca juga: Pakaian bekas jadi rebutan di pasar murah
Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019