"Kami berharap agar pemerintah dapat membangun kembali jalan poros Palu-Palolo di Desa Lolu yang rusak terdampak gempa dan likuifaksi," ucap Kurniadi, warga Desa Lolu Kecamatan Biromaru, Sabtu.
Jalan Poros Palu-Palolo menjadi salah satu sarana umum, aset pemerintah yang terdampak dan mengalami kerusakan yang sangat parah karena terdampak bencana gempa dan likuefaksi 28 September 2018.
Jalan Poros Palu-Palolo juga terdampak likuifaksi di Desa Jono Oge, akibatnya jalan tersebut putus beberapa ratus meter dan jembatan yang putus di Desa Jono.
Pantauan di lapangan kondisi jalan tersebut berbatu, bergelombang dan berdebu. Karena itu, kendaraan tidak bisa melintas di jalur yang rusak terdampak gempa dan likuifaksi dengan kecepatan tinggi.
Jika pemerintah memperbaiki jalan tersebut mulai dari Desa lolu, Jono Oge dan Sidera, maka aktivitas akan kembali tumbuh seperti sebelum pascabencana.
Desa Jono Oge dan Desa Lolu Kecamatan Biromaru merupakan dua desa yang dapat diandalkan Kabupaten Sigi sebagai pusat perekonomian, bisnis, perkantoran dan perdagangan. Namun, pascabencana kondisi desa tersebut berubah total, karena mengalami kerusakan yang sangat parah.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas-HAM) Republik Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah meminta pemerintah atau pihak yang bertanggung jawab terhadap jalan jalur poros trans Palu-Palolo, untuk membangun dan memperbaiki akses yang rusak pascaterdampak longsor dan banjir pada Minggu(28/4).
"Pemerintah khususnya Bina Marga terhadap komandan atau penanggung jawab perbaikan jalan trans Palu-Palolo, kiranya sesegera mungkin melakukan mobilisasi sumber daya yang ada utamanya peralatan berat untuk melakukan kerja-kerja perbaikan jalur-jalur jalan yang terputus dan rusak karena terdampak gempa dan likuefaksi,” ucap ketua Komnas-HAM RI Perwakilan Sulawesi Tengah, Dedi Askary di Palu.
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019