Dubai (ANTARA News) - Menteri Energi dan Pertambangan Aljazair, Chakib Khelil mengambilalih kepemimpinan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dengan menjadi presiden kartel minyak itu untuk 2008, mulai Selasa, Kantor Berita Emirat (WAM) melaporkan, Rabu. Meneruskan kepemimpinan Menteri Energi Uni Emirat Arab (UEA), Mohammed bin Dhaen Al Hamli, Khelil mengatakan dirinya akan fokus pada peningkatan dialog antara negara-negara produsen dan konsumen minyak mentah guna menjamin stabilitas pasar minyak, kata WAM. Dalam beberapa pernyataannya baru-baru ini, dirinya menyampaikan komitmen untuk meningkatkan pembahasan dengan negara-negara konsumen minyak guna mempertahankan dan mengamankan pasokan energi ke ekonomi-ekonomi dunia. OPEC terdiri dari 13 negara-negara berkembang yang ekonominya tergantung pada pendapatan ekspor minyak mentah. Dibentuk pada pertemuan di Irak, September 1960, salah satu misi utama OPEC adalah mencapai stabilitas harga minyak yang cukup adil dan masuk akal baik bagi produsen maupun konsumen minyak. OPEC beranggotakan Aljazair, Angola, Ekuador, Indonesia, Iran, Irak, Kuwait, Libia, Nigeria, Qatar, Saudi Arabia, UEA dan Venezuela. Pada akhir 2006, OPEC menguasai cadangan minyak terbukti 922,482 miliar barel minyak mentah, atau mencakup 77,2 ersen dari total cadangan minyak mentah dunia sebesar 1,19 triliun barel minyak mentah, menurut Buletin Statistik Tahunan 2006. OPEC saat ini memproduksi sekitar 43 persen minyak mentah dunia, tetapi diperkirakan akan naik menjadi lebih dari 50 persen pada 25 tahun mendatang. (*)
Copyright © ANTARA 2008