Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah Rabu pagi menguat menjauhi level Rp9.400 per dolar AS, menyusul aksi beli mata uang lokal oleh sebagian kecil pelaku pasar.Nilai tukar rupiah menguat sebesar 16 poin menjadi Rp9.370/9.375 per dolar AS dibandingkan penutupan hari sebelumnya (Senin 31/12) yang mencapai Rp9.386/9.419 per dolar AS. Analis Valas PT Bank Saudara, Rully Nova, di Jakarta, Rabu, mengatakan pelaku pasar melakukan spekulasi beli rupiah karena terpicu oleh menguatnya Bursa Efek Indonesia (BEI) yang merupakan pasar saham terbaik ketiga di Asia. Apalagi BEI yang akan mulai perdagangan perdananya dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memberikan gairah bagi pelaku pasar bermain lebih baik lagi, katanya. Rupiah, lanjut dia, juga mendapat dukungan dari Bank Indonesia (BI) yang tetap menginginkan rupiah berada di bawah level Rp9.400 per dolar AS, bila di atas level tersebut dikhawatirkan akan terus merosot. Namun yang dikhawatirkan lebih jauh adalah gejolak politik yang akan terjadi menjelang pemilihan umum (Pemilu), apakah rupiah akan terpuruk tajam pada tahun ini, katanya. Menurut dia, spekulasi beli rupiah oleh pelaku pasar juga didukung oleh tutupnya sejumlah pasar uang di Asia seperti pasar Tokyo. Karena itu, pelaku lebih cenderung berspekulasi membeli rupiah yang mendorong mata uang lokal itu menguat menjauhi level Rp9.400 per dolar AS, ucapnya. Ia mengatakan, rupiah kemungkinan akan kembali menguat yang didukung oleh rencana bank sentral AS (The Fed) yang akan kembali menurunkan suku bunganya untuk memicu pertumbuhan ekonomi yang melambat. Apabila The Fed jadi menurunkan suku bunganya maka rupiah diperkirakan akan naik hingga mendekati level Rp9.350 per dolar AS, katanya. Kenaikan rupiah sebenarnya bisa lebih besar lagi, namun pasar saham Asia turun, akibat merosotnya bursa Wall Street, akibat aksi lepas saham oleh pelaku pasar asing. Sementara itu, dolar AS terhadap euro mencapai 1,4615 dan dolar AS terhadap yen melemah jadi 111,90 yen. Aktivitas pasar uang domestik masih lesu, karena pelaku pasar masih menjauhi pasar, mereka menikmati liburan Tahun Baru. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008