Batang (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya ada lima kecamatan di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, yang termasuk rawan longsor sehingga warga yang berada di lokasi itu diimbau waspada, kata Kepala Bagian Lingkungan Hidup Kabupaten Batang, Ir. Agus Riyadi. "Kendati hingga kini, Kabupaten Batang masih aman, tetapi kami minta warga tetap waspada terhadap adanya bencana alam itu karena curah hujan cukup tinggi," ujarnya di Batang, Selasa. Menurut dia, kelima daerah yang rawan longsor itu adalah Kecamatan Blado, Bawang, Reban, Tersono, dan Gringsing. Ia mengatakan, meskipun laporan dari Provinsi Jateng melalui Dinas Pertambangan dan Energi tidak menyebutkan daerah mana saja yang masuk dalam zona merah atau bercurah hujan lebih dari 300 milimeter, tetapi lima kecamatan tersebut berpotensi rawan bahaya tanah longsor dan banjir. "Khusus untuk wilayah Kecamatan Blado, Bandar, Tersono, dan Bawang merupakan daerah dataran tinggi sehingga beberapa desa di wilayah kecamatan itu rawan ancaman bahaya tanah longsor," ujarnya. Ia menjelaskan, keempat kecamatan ini di dalam peta zona kerentanan gerakan tanah sedangkan beberapa desa di Kecamatan Gringsing potensial terhadap ancaman bahaya banjir dan longsor. "Kami sudah melakukan koordinasi dengan camat setempat untuk mengantisipasi terjadinya bahaya longsor dan banjir dan diharapkan para camat dapat mensosialisasikan langsung lewat forum pertemuan di tingkat kecamatan kepada warganya mengenai ancaman bahaya longsor dan banjir yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi," katanya. Menurut dia, ada beberapa langkah yang bisa ditempuh warga jika terjadi tanah longsor di daerahnya yaitu segera menutup keretakan tanah dengan tanah lempung agar air tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan, mengungsi ke daerah yang aman, dan melaporkan segera kepada aparat desa atau kelurahan setempat jika terjadi bencana tanah longsor. "Selain itu, yang perlu diwaspadai adalah tanah yang memiliki kelerengan dengan sudut kemiringan 45 derajat dan tidak adanya penghijauan di sekitar wilayah tersebut," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008