Serang (ANTARA) - Dinas Pertanian (Distan). Provinsi Banten, memantau langsung ketersediaan atau stok dan harga daging sapi di tingkat rumah pemotongan hewan (RPH) untuk memastikan harga daging sapi dan juga ketersediaannya menjelang Lebaran.
Salah satu rumah potong hewan (RPH) dan perusahaan peternakan dan penggemukan sapi (Feedeloter) yang dikunjungi Tim Distan Banten yakni PT Tanjung Unggul Mandiri (TUM), di Kawasan Tanjung Burung, Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Kamis (23/5/2019) malam, Feedloetr tersebut termasuk salah satu perusahaan penggemukan sapi yang paling banyak memasok ke wilayah Banten dan Jabodetabek termasuk memasok sapi ke wilayah perbatasan Jawa Tengah menjelang Lebaran.
"Kami ingin memastikan bahwa ketersediaan daging sapi menjelang Lebaran ini aman termasuk harganya juga tetap stabil. Meskipun dalam hitungan kami ada defisit kebutuhan daging sapi ini sekitar 2.160 ton atau setara 8.788 ekor," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid di Serang, Jumat.
Ia mengatakan, kebutuhan daging sapi segar di Provinsi Banten menjelang Lebaran diprediksi mencapai 7.076 ton atau setara 28.785 ekor hingga 29 ribu ekor. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Provinsi Banten masih kekurangan sekitar 2.160 ton atau setara 8.788 ekor.
“Saat ini, kebutuhan konsumsi daging sapi untuk kebutuhan Idul Fitri 7.076 ton atau setara 28.785 ribu ekor. Sementara yang tersedia baru 4.916 ton, jadi masih defisit sekitar 2.160 ton," kata Agus M Tauchid.
Ia mengatakan, dengan kondisi tersebut pihaknya telah berkomunikasi dengan pengusaha penggemukan sapi di Banten untuk menambah suplai sapi siap potong. Mengingat kontribusi kebutuhan daging sapi tersebut sebagian besar dipenuhi oleh sekitar delapan perusahaan penggemukan sapi yang besar di Banten, bukan dari sapi yang diternak oleh para petani tradisional.
“Kami antisipasi, komunikasi dengan para feedlot. Misalnya TUM ini harus mengoptimalkan berapa ekor yang siap potong. Perhatikan berapa customer selama Ramadhan. Tentunya harus nambah stok. Intinya saya ingin suplai ada, barang ada. Praktik di lapangan sesungguhnya sudah terpenuhi," kata Agus.
Sementara untuk harga daging sapi di pasaran menurutnya saat ini masih relatif stabil, yakni di kisaran Rp118 ribu sampai Rp200 ribu per kilogram, tergantung dari kualitas daging sapi tersebut. Sedangkan harga sapi hidup di tingkat RPH berkisar antara Rp42 ribu hingga Rp43 ribu per kilogram.
"Pergerakan harga daging sapi di Banten itu Rp118 ribu sampai Rp 200 ribu di tingkat pasar. Kompensasi harga pada bulan Ramadhan seperti ini sekitar 10-20 persen, sehingga harga daging naik," kata Agus.
Menurutnya, saat ini sebagian masyarakat sudah memahami perihal naiknya harga daging sapi jelang Lebaran. Sebelumnya, banyak yang beranggapan kenaikan harga daging sapi dikarenakan penimbunan.
"Sekarang karena ada proses edukasi, jadi sudah paham. Kalau dulu sering masyarakat terjebak harga daging sapi bergejolak, harga daging sapi mahal. Mahal yang mana? Karena harga Rp 120 ribu ada, Rp 200 ribu ada, bahkan ada yang 300 ribu. Rp50 ribu juga ada," katanya.
Ke depan, Distan akan lebih fokus mengamankan persediaan daging sapi di empat momentum, yaitu Ramadan, Idul Fitri, Idul Adha, dan tahun baru masehi.
"Kebutuhan daging di 4 bulan itu yang paling dominan. Itu bulan yang sangat menentukan. Inflasi itu adanya di 4 bulan tersebut. Kami ingin kuasai suplainya,” kata Agus.
Pada kunjungannya, tim Distan memantau langsung proses pemotongan sapi untuk memastikan higienitas daging yang dipotong dan menjadi daging yang memiliki kriteria Aman Sehat Utuh dan Halal (ASUH). Pihaknya juga memastikan semua RPH di Banten memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV) sebagai jaminan mutu keamanan kehalalan pangan bagi masyarakat.
"Semua RPH (Rumah Potong Hewan) di bawah feedlot maupun yang tradisional harus punya Nomor Kontrol Veteriner (NKV) sebagai jaminan mutu keamanan kehalalan pangan," kata Agus didampingi Kepala Bidang Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Distan Banten Aan Muawanah.
Sementara General Manager PT TUM Heroe Sinbad mengatakan, pemotongan sapi menjelang idul Fitri diprediksi mencapai 7.000 ribu ekor selama satu bulan Ramadhan. Padahal biasanya dalam satu bulan di hari biasa berkisar di angka 3.500 sampai 4.000 ekor.
"Jadi kalau menjelang Lebaran ada kenaikan 33 persen," kata Heroe.
Ia mengatakan, pemotongan sapi PT TUM bekerjasama dengan 25 RPH, baik yang ada di wilayah Banten maupun di Jawa Barat. Sapi yang ada di kandang PT TUM merupakan Sapi Brahman Cross asal Australia dan setelah layak untuk dipotong kemudian di kirim RPH di sejumlah kota di Banten, Jabodetabek hingga daerah perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah. ***1***
Pewarta: Mulyana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019