Islamad (ANTARA News) - Pemerintah Pakistan telah memutuskan untuk menunda pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) yang semula dijawalkan 8 Januari 2008, menurusul aksi pembunuhan terhadap tokoh oposisi Benazir Bhutto.Namun, Komite Pemilu Pakistan baru mengumumkan jadwal pelaksanaan pemilu baru pada Rabu (2/1). "Menimbang situasi saat ini melakukan pemilihan umum sesuai jadwal semula merupakan hal yang mustahil," kata Kanwar Dilshad, Sekertaris Komite Pemilihan Umum Pakistan kepada Kantor Berita Jerman (DPA). Komite tersebut akan mengumumkan tanggal pelaksanaan pemilu setelah melakukan konsultasi dengan sejumlah partai besar peserta pemilu, termasuk partai Benazir Bhutto, Partai Kekuasaan Rakyat (PPP), yang menuntut pemilu dilaksanakan seperti yang telah dijadwalkan semula, yakni 8 Januari 2008. "Kami membahas akan kemungkinan tanggal pemilu dapat dilaksanakan sekitar 22 Februari atau salah satu hari di pekan terakhir dalam bulan Februari sebagai tanggal pelaksanaan pemilu yang baru," kata seorang pejabat senior dari komite itu. Pejabat tersebut, yang tak mau disebutkan identitasnya, mengatakan bahwa komitenya telah menerima laporan dari empat wilayah provinsi dan dalam situasi seperti sekarang ini jelas pemilu tak dapat dilaksanakan pada 8 Januari seperti yang dijadwalkan semula. Sedikit-dikitnya separuh dari kantor komite pemilu di Pakistan di provinsi selatan, Sindh, tempat di mana mayoritas pendukung Benazir, dibakar selama tiga hari kerusuhan setelah pembunuhan Benazir dalam serangan bersenjata dan bom bunuh diri pada Kamis (27/12-2007. Komite pemilu negeri itu dalam situasi tegang dalam beberapa hari bertemu pada Selasa pagi membahas soal pelaksanaan pemilu yang ditunda namun pengumuman tanggal baru ditunda selama 24 jam. "Kami telah memutuskan bahwa sebelum melakukan keputusan akhir kami harus berkonsultasi dulu dengan semua partai politik," kata Dilshab. "Kami berharap kami akan menyelesaikan proses konsultasi pada petang ini. Kami akan memberitahukan semua partai politik bahwa kantor komite wilayah di 13 distrik di provinsi Sindh telah dibakar sehingga hal itu membuat sulit kami kami untuk melaksanakan pemilu sesuai jadwal," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008