New York (ANTARA News) - Harga minyak ditutup mendekati 96 dolar AS per barel pada akhir 2007, atau 57 persen lebih tinggi daripada awal 2007 dan kalangan analis memperkirakan kenaikan permintaan dan ketidakstabilan geopolitik akan tetap memberikan tekanan atas biaya energi pada awal 2008. "Ada peluang baik pekan ini bahwa kita akan melihat rekor tinggi lagi," kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois. Tahun pemecahan rekor harga minyak tahun ini berakhir dengan tenang Minggu dengan harga minyak turun 2 sen untuk berada di 95,98 dolar per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mencapai rekor tertingi pada 99,29 dolar pada 21 November dan tetap mendekati rekor tinggi yang sudah disesuaikan dengan inflasi yang dicetak pada awal 1980. Tergantung pada seberapa penyesuaian itu dikalkulasikan, 38 dolar per barel pada saat itu akan sama nilainya dengan 96 sampai 103 dolar atau lebih pada saat ini. Harga berjangka minyak mentah rata-rata 72,41 dolar dibadingkan 66.25 dolar pada 2006 dan menikmati keuntungan yang besar sejak 1999 saat harga minyak naik lebih dari dua kali lipat menjadi 25.60 dolar per barel, demikian laporan AFP. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008