Ngawi (ANTARA News) - Ribuan korban banjir di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih, sementara pasokan air bersih dari pemerintah setempat minim.Salah seorang warga Desa Grudo, Kecamatan Ngawi, Karni (45), ketika ditemui Selasa membenarkan dalam beberapa hari ini tidak adanya pasokan air bersih dari pemerintah setempat. "Air bersih di sini beberapa hari ini sulit. Karena itu, dalam sehari saya sudah menghabiskan dua galon air mineral untuk minum dan memasak," katanya. Menurut dia, air bersih merupakan kebutuhan pokok sehari-hari dan jika hal itu tidak segera diatasi ia mengkhawatirkan munculnya masalah baru yakni gangguan penyakit pascabanjir seperti diare. Kata Karni, sebagian korban banjir beberapa hari ini memenuhi kebutuhan air berihnya dengan membeli air kemasan, namun itu tidak bisa bertahan lama karena sebagian besar dari mereka sudah kehilangan harga bendanya yang hanyut disapu banjir. Namun demikian, adanya keluhan dari masyarakat tersebut sempat direspon berbagai kalangan seperti halnya Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Ngawi, yang telah melakukan "droping" air dengan menggunakan truk tangki di sejumlah desa. "Bantuan tersebut masih jauh dari kurang. Buktinya saat air itu datang, masyarakat korban banjir berebut air bersih dan ternyata masih banyak warga yang belum dapat," katanya mengungkapkan. Sementara itu, Koordinator Satuan Koordinasi dan Pelaksana (Satkorlak) Penanggulangan Bencana Alam (PBA) Kabupaten Ngawi, Muhammad Sodik Tri, mengatakan, pihaknya belum bisa berbuat banyak atas kondisi yang ada di Kabupaten Ngawi, pascabanjir. "Kami masih konsentrasi distribusi bantuan makanan kepada para korban bencana banjir di desa-desa yang saat ini sedang kelaparan," katanya. Namun demikian, pihaknya akan mengusulkan agar kesulitan air bersih bisa dicarikan solusi, sehingga warga korban banjir tidak menderita, karena kesulitan mencari air bersih untuk keperluan sehari-hari.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008