Kepala BPOM Palembang, Hardaningsih, Jumat, mengatakan masih ada temuan tahu berformalin di Kota Palembang, terutama saat inspeksi mendadak (sidak) pada Bulan Ramadhan, kebanyakan tahu berformalin beredar di pasar. "Kami sudah pernah mengumpulkan semua perodusen tahu di Kota Palembang saat sosialisasi penggunaan palata, namun hari ini masih ada saja ditemukan tahu berformalin, artinya ada yang tidak mengikuti imbauan BPOM," ujar Hardaningsih kepada Antara.
Menurut dia palata terbuat dari bahan alami ekstrak kulit pisang yang keamananya sudah teruji oleh BPOM, dengan menggunakan palata maka tahu akan terjaga hingga 48 jam, sehingga sampai ke tangan konsumen dalam kondisi segar.
Namun, belum semua produsen tahu bersedia pindah ke palata karena persoalan formula. "Banyak produsen tahu belum bisa menemukan formula yang pas dalam menggunakan palata sehingga mereka masih pakai formalin, jadi kami akan terus mengedukasi sampai ke pabrik-pabrik produksi dengan ujicoba terlebih dahulu," kata dia.
Penggunaan palata tidak banyak mengubah rasa dan warna pada tahu, bahkan membuat tahu lebih sehat sehingga pembeli bisa mendapatkan tahu yang lebih baik serta tidak mudah rusak.
Produsen bisa mendapatkan palata dari toko-toko online dengan kisaran harga Rp10.000 hingga Rp15.000 per 100 gram, lebih murah dibandingkan formalin yang jelas-jelas berbahaya.
Sementara Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda, mengatakan akan terus mengecek pabrik tahu di wilayah setempat untuk memastikan tahu yang mayoritas dikonsumsi warga setiap hari itu tidak mengandung formalin.
"Sudah ada 10 produsen tahu berformalin yang sedang diproses pengadilan, artinya kami selalu tegas dalam urusan pengawasan makanan," ujar Fitrianti.
Ia mendukung upaya BPOM meningkatkan penggunaan palata di kalangan produsen tahu, ia akan melibatkan dinas-dinas terkait agar pemakaian palata semakin meluas.*
Baca juga: BPOM dorong pengadopsian palata pada industri tahu
Baca juga: Tim Karawang sita mi dan tahu berformalin
Baca juga: Polda Metro ungkap pabrik tahu berformalin
Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019