Karachi (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya 44 orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan dan demonstrasi bercampur kekerasan yang terjadi di Provinsi Sindh, Pakistan, yang menjadi wilayah dinasti Bhutto, menyusul pembunuhan mantan Perdana Menteri (PM) negeri itu, Benazir Bhutto di Rawalpindi pada Kamis (27/12). Selain itu, Pakistan juga menghadapi insiden-insiden di Karachi dan Khairpur, di mana para perusuh membakar satu pabrik dan bank sehingga 13 orang mati lemas akibat asap, kata Brigadir (Purnawirawan) Gholam Mohtaram kepada Kantor Berita India (PTI). "Secara keseluruhan situasi pada Sabtu sudah makin terkendali sejak tentara diterjunkan di beberapa tempat di provinsi tersebut, selain meningkatnya patroli paramiliter," katanya. Mohtaram mengatakan, dalam protes dan kekerasan yang terjadi sejak Kamis malam, sekitar 500 kendaraan dan lebih dari 100 bank di provinsi itu hancur atau rusak. Namun, juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Javed Cheema, di Islamabad menyebut jumlah yang tewas akibat kerusuhan sebanyak 38 jiwa. Mohtaram mengatakan sejumlah stasiun kereta telah diserang dan rusak sehingga berdampak pada pengoperasian kereta api Pakistan. "Kami berharap dengan keamanan yang diperkuat, situasi akan kembali normal dalam beberapa hari ke depan," katanya. Para penjahat dan perusuh tersebut tidak memiliki afiliasi politik ataupun agama, hal itu menjadi jelas pada Jumat, ketika para peziarah yang pulang setelah menghadiri pemakaman Bhutto, mendapati kendaraan dan harta benda mereka dijarah. Seorang pejabat keamanan yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa mereka telah menerima laporan tentang suatu elemen kriminal yang merampasi kendaraan dan merampok telefon seluler, uang tunai dan benda berharga lainnya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007