"Kalau benar-benar kita umat Islam, umat yang mengidolakan Nabi Muhammad, umat yang menjunjung tinggi perdamaian, mengajak keharmonisan satu sama lain, maka hormatilah kesucian, kemuliaan bulan suci Ramadhan, syahrul Quran," kata Said Aqil saat ditemui di Kantor PB NU, Jakarta, Kamis.
Dia meminta masyarakat untuk menerima hasil keputusan KPU dengan lapang dada, dengan besar hati, dengan kepala dingin.
"Ini sifat negarawan yang harus kita tunjukkan, kepentingan utama negara, keutuhan negara. Jangan kepentingan kelompok, jangan apa-apa sesaat tapi keberlangsungan keutuhan negara," kata dia.
Dia mengatakan Indonesia harus belajar dari perpecahan yang terjadi di negara-negara mayoritas berpenduduk Islam seperti Afghanistan, Yaman, Suriah dan lainnya.
"Di Afganistan 40 perang saudara, padahal 100 persen beragama Islam. Di Irak sudah 1,5 juta orang mati. Di Yaman, Libia, Siria apalagi. Apa kita begitu? Naudzubillah," kata dia.
Oleh sebab itu, kata dia, masyarakat Indonesia harus menunjukkan kepada dunia bahwa kita umat islam Indonesia paham berdemokrasi dan bernegara.
Maka semua kepentingan kelompok harus dilebur menjadi kepentingan bersama.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019