Bukittinggi, (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota Bukittinggi, Sumatera Barat belum dapat memastikan kebenaran informasi beredar menyebutkan seorang warga asal daerah ini meninggal dunia dalam aksi 21-22 Mei di Jakarta.
"Kami masih mencari dan belum dapat kepastian kebenarannya," kata Kepala Satuan Intelkam Polres Bukittinggi Iptu Bobi Sandra, di Bukittinggi, Kamis.
Sebelumnya, dalam sebuah pesan atas nama Tim Monitoring Lapangan bertanggal 23 Mei 2019 beredar melalui layanan whatsapp, berisikan informasi sebanyak 16 orang meninggal dalam aksi damai di Jakarta pada 21-22 Mei 2019.
Disebutkan salah satu dari 16 korban meninggal bernama Ilham Firman K berasal dari Bukittinggi.
Menurut salah seorang warga Bukittinggi yang ikut dalam aksi damai atas nama Candra Syafri, tidak mendapatkan informasi ada warga Bukittinggi bernama Ilham Firman K ikut dalam aksi.
Dirinya sudah berada di Jakarta sejak 19 Mei 2019, dan ikut dalam aksi damai di depan kantor Bawaslu.
"Kami berangkat ke Jakarta atas nama pribadi. Tidak bawa nama atau bendera organisasi mana pun, hanya berangkat lalu berkumpul di sini ikut aksi damai," ujarnya.
Selama di Jakarta, ia juga berkoordinasi dengan banyak rekan dan saling bertukar kabar mengenai keadaan masing-masing. Ia tidak menemukan ada warga atas nama Ilham Firman K tersebut.
"Saya juga mendapat banyak pertanyaan mengenai kebenaran warga Bukittinggi yang meninggal, namun setelah bertanya pada teman-teman di beberapa organisasi, di Tanah Abang, Kampung Bali, Blok A dan lainnya memang tidak ada yang menyebut pernah bertemu dengan Ilham Firman K," katanya pula.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal, di Jakarta, Kamis, mengatakan terdapat tujuh orang meninggal dalam kericuhan demonstrasi pada 21-22 Mei 2019 di sekitar Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI dan titik lain di Jakarta. Data tersebut yang masuk ke Polri.
Selain korban dari massa aksi, Iqbal mengatakan, dari aparat keamanan juga terdapat sembilan korban luka-luka.
Pewarta: Syahrul Rahmat
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019