Islamabad (ANTARA News) - Mereka yang percaya bahwa misteri-misteri dunia tersembunyi di balik angka-angka, berpendapat bahwa angka 9 merupakan nomor sial bagi mantan Perdana Menteri (PM) Pakistan, Benazir Bhutto, yang tewas tertembak pada Kamis (27/12). Pesan singkat per telepon seluler/ponsel (SHort Message Service/SMS) yang beredar luas di Pakistan berisi daftar angka 9 dalam kehidupan Bhutto. Bhutto lahir pada 1953, jika angka-angka tersebut dijumlahkan maka hasilnya adalah 18, dan jika dua angka itu dijumlahkan maka hasilnya adalah 9. Dia meninggal pada 2007, yang lagi-lagi jika angkanya dijumlahkan, maka akan menghasilkan 9. SMS itu juga beredar di email dan dipajang di Internet, dan isinya penuh dengan contoh "angka 9 yang sial" dalam kehidupan Bhutto. Perempuan tokoh politik itu menikah pada 18 Desember dengan Asif Ali Zardari, dan banyak orang Pakistan percaya bahwa perkawinan itu membawa dampak pada karir politik Bhutto, khususnya pada tuduhan korupsi terhadap Zardari. Angka 18, jika dijumlahkan, tentu saja akan menghasilkan 9. Benazir Bhutto secara sukarela pergi ke pengasingan di Dubai pada 1998, dan jika empat angka itu dijumlahkan, hasilnya adalah 27, dan jika dua angka itu dijumlahkan, maka kembali muncul angka 9 yang menakutkan! SMS itu juga mengutip keterangan di Wikipedia yang menyebutkan bahwa Pemerintah Pakistan mengenakan dakwaan terhadap Benazir Bhutto dalam usaha melacak 1,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) yang diduga diterima pasangan tersebut. Uang 1,5 miliar dolar AS itu dalam mata uang Pakistan setara dengan Rs.90 miliar. Lagi-lagi, Benazir bertemu total angka 9. Benazir Bhutto tahun ini berumur 54 tahun, yang juga jika dijumlahkan akan menghasilkan 9. Jika itu belum cukup, maka dia pun dibunuh pada 27 Desember, artinya kalau kedua angka itu dijumlahkan, maka ketemu lagi-lagi 9! Pythagoras, bapak numerologi, percaya bahwa semua bentuk, seni dan pikiran adalah berdasarkan angka-angka. Bangsa Romawi juga percaya bahwa misteri-misteri dunia bersembunyi di balik angka-angka, demikian laporan Kantor Berita India (Press Trust India/PTI). (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007