Jakarta (ANTARA News) - Markas Besar TNI Angkatan Laut (AL) belum berencana menghentikan pesawat intai taktis Nomad, menyusul jatuhnya pesawat jenis tersebut di Batu Daun, Kelurahan Ujung Kareung, Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Minggu. "Kita akan evaluasi lebih dalam, apakah akan di-`grounded` atau tidak," kata Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI AL, Laksamana Pertama Iskandar Sitompul, kepada ANTARA News di Jakarta, Minggu. Ia mengatakan, saat ini Dinas Penerbang TNI AL (Dispenerbal) memiliki 27 unit pesawat Nomad. Pesawat buatan Australia yang bermesin buatan Amerika Serikat (AS) diproduksi pada 1985, dan dapat terbang dengan ketinggian maksimal 10.000 kaki. "Pesawat Nomad memang usianya telah lama, yakni sekitar 15 tahun. Jadi, tentu kita perlu evaluasi dan kaji kemungkinan pesawat jenis itu dihanggarkan, dan diganti dengan pesawat serupa," ujarnya. TNI AL telah beberapa kali kehilangan pesawat jenis Nomad. Pada 1988, Nomad TNI AL jatuh di perairan Cina Selatan dan Nomad N22 P-817, yang jatuh 4 Mei 1987, di perairan Pulau Mapur, Bintan Utara, Kepulauan Riau. "Ya dengah jatuhnya Nomad P 837 833 itu berarti pesawat kita kembali berkurang," ujar Iskandar. Kekuatan udara Dispenerbal saat ini terdiri atas pesawat sayap putar (helikopter) dari jenis NBell 412, NBO-105 dan NAS Super Puma, Colibri, serta pesawat sayap tetap untuk keperluan transport dan patroli maritim berupa CN-235 MPA (Maritime Patrol Aircraft), NC-212, dan Nomad. Pada Minggu (30/12), Nomad TNI AL P837 833 jatuh di Batu Daun, Kelurahan Ujung Kareung, Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Setelah terbang 15 menit pesawat mendarat darurat di perairan Sabang, karena mati mesin dan cuaca buruk. Dari insiden itu, empat orang telah ditemukan, dua diantaranya selamat dan dua lainnya meninggal dunia. Sedangkan tiga awak lainnya masih hilang. Dua orang yang ditemukan meninggal dunia adalah Serma Yudi Sumbakwan dan PNS Trianda, sedangkan dua orang yang selamat adalah Serka Slamet Agustono dan KLK Agus Riyadi. "Seluruhnya akan dievakuasi ke Medan," katanya. Sementara itu, tiga orang yang masih hilang adalah Komandan Lanudal Sabang, Mayor Laut Suwito, kapten pilot Lettu Eri Sambudi dan ko-pilot Letda Aris Pitoyo. "Selain tiga jenazah tersebut, bangkai pesawat juga masih belum ditemukan. Makanya, kita kerahkan KRI penyapu ranjau," ujar Iskandar menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007