Palu (ANTARA) - Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Tengah Brigjen Pol Drs Suyono MM, M,Pd, meminta dukungan kepada pemerintah daerah setempat agar membangun ruang rehabilitasi bagi pecandu narkoba di setiap rumah sakit umum milik pemerintah daerah.
Suyono mengatakan peredaran dan penggunaan barang terlarang itu kian memprihatinkan.
Suyono bersama seluruh jajarannya menemui langsung Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola di ruang kerjanya di Kantor Gubernur, Kamis, guna menyampaikan kondisi terkini narkotika di daerah itu.
Saat ini kata Suyono, sebanyak 36.000 orang masyarakat Sulawesi Tengah sudah menjadi pecandu narkoba dan baru direhab sebanyak 3.000 orang.
Dia mengatakan bisnis narkotika berisiko namun sangat menguntungkan sehingga peredarannya sangat susah dihentikan.
Di hadapan Gubernur, Suyono juga menyampaikan bahwa banyak oknum pegawai negeri sipil yang terlibat sebagai pecandu, namun Suyono tidak menyebutkan jumlahnya.
"Mereka mengorbankan masa depan anak bangsa kita," katanya.
Dia mengatakan peredaran narkoba dikendalikan penghuni lembaga pemasyarakatan, sehingga kata Suyono, perlu kebijakan pembangunan lembaga pemasyarakatan khusus narkoba yang jauh dari pemukiman penduduk dan tidak ada sinyal telepon genggam.
Mengingat semakin tingginya pecandu narkoba di daerah ini, Kepala BNN Provinsi Sulawesi Tengah Suyono meminta dukungan gubernur, bupati dan wali kota agar setiap rumah sakit di daerah membangun ruang rehabilitasi narkoba.
Suyono juga meminta dukungan gubernur bersama unsur forum komunikasi pimpinan daerah dalam program pembersihan kampung zona merah tingkat peredaran narkotika tertinggi.
Menanggapi hal itu, Gubernur Longki Djanggola berharap agar BNNP terus meningkatkan koordinasi dengan semua pihak dalam memutus rantai peredaran narkoba di Sulawesi Tengah.
Gubernur juga meminta BNNP terus melakukan tes urin kepada ASN dengan harapan ASN harus bersih dari penggunaan narkoba.
Pewarta: Adha Nadjemudin
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019