Ngawi (ANTARA News) - Sedikitnya 50.000 warga di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur sejak Kamis (7/12) hingga Minggu ini, masih bertahan di tempat-tempat pengungsian yang disediakan pemerintah daerah setempat maupun lembaga swasta lainya. Kepala Satuan Koordinasi dan Pelaksana (Satkorlak) Penanggulangan Bencana Alam (PBA) Kabupaten Ngawi, Kanang, Minggu, di Ngawi, mengemukakan, dari jumlah pengungsi banjir yang diperkirakan mencapai 130.000 orang tersebut, sedkitinya 50.000 warga hingga kini masih bertahan di sejumlah tempat pengungsian. "Mereka masih bertahan, karena rumahnya masih tergenang air dan sebagian lagi rusak," katanya menambahkan. Menurut dia, para pengungsi kebanyakan rata-rata warga desa dari Kecamatan Kwadungan, diantaranya meliputi Desa Pojok, Kendung, Dinden, Purwosari, Genengan, Sumengko dan Simo. Sedangkan di Kecamatan Geneng meliputi Desa Klampisan, Kasreman, Sidarejo, Kersikan, Gempel, Kertoharjo, dan Klitik. "Kedua kecamatan tersebut paling parah terkena banjir," katanya. Adapun pengungsi banjir lainya yang hingga kini masih bertahan di tempat-tempat pengungsian berada di Kecamatan Karangjati, Padas, Kaseman, Ngawi, Paron dan Mantingan, Pitu dan Kalanganyar. Sementara itu, lanjutnya, evakuasi korban banjir di Ngawi dihentikan dan saat ini lebih konsentrasi pada pendistribusian makanan ke warga korban banjir di desa-desa. "Banjir di Ngawi sudah surut, sehingga evakuasi korban lebih efektif jika dioptimalkan pengiriman makanan bagi warga korban banjir," katanya. Selain itu, kata dia, bantuan untuk korban banjir dari pemerintah maupun pihak swasta yaitu berupa makanan, mie instan, beras, pakaian hingga saat ini terus berdatangan di sejumlah Posko pengungsian. "Untuk itu, bantuan tersebut harus secepatnya didistribusikan kepada para warga korban banjir di rumahnya masing-masing," katanya. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007