Bojonegoro (ANTARA News)- Kondisi jalur jalan raya dan KA lewat Bojonegoro, Jatim, sejak Kamis (27/12) hingga Sabtu (29/12) pukul 20.30 WIB masih lumpuh akibat genangan luapan air sungai Bengawan Solo, sementara sejumlah lokasi jalan raya Bojonegoro ke arah Ngawi. Kasat Lantas Polres Bojonegoro, AKP Herry Sucahyo, mengatakan hingga Sabtu (29/12) malam ini jalur jalan raya di Bojonegoro masih tertutup. Tertutupnya jalur jalan raya dari Surabaya ke Jakarta lewat Bojonegoro sudah berjalan tiga hari ini. Sejumlah lokasi jalan raya tergenang luapan air Bengawan Solo, kendaraan dari arah Surabaya yang akan ke Jakarta dialihkan lewat Babat, Lamongan, ke arah Tuban menuju Rembang Jateng, sebelum akhirnya ke arah Jakarta. Begitu pula sebaliknya kendaraan dari arah Jakarta dialihkan lewat Rembang, Jateng menuju Tuban sebelum akhirnya ke Surabaya. "Kondisi masih sama Bojonegoro masuk jalur tertutup karena jalanan masih digenangi banjir," katanya. Jalur KA dari Bojonegoro ke arah Cepu Jateng, di sejumlah lokasi juga tergenang air banjir, mulai Desa Cengungklung Kec. Kalitidu hampir mencapai satu kilometer dengan ketinggian air berkisar 0,50 m. Air banjir juga menggenangi jalur KA di Tobo Kec. Purwosari.Meski permukaan air Bengawan Solo di Karangnongko Kecamatan Ngraho sudah mengalami penurunan, tetapi serbuan luapan air sungai Bengawan Solo di wilayah perkotaan semakin bertambah. Ketinggian air di sejumlah jalan protokol semakin bertambah, bahkan daerah yang belum tersentuh luapan air mulai digenangi air banjir mulai digenangi seperti Jalan Gajahmada, termasuk stasiun Kota Bojonegoro. Pantauan ANTARA News, menyebutkan berbagai upaya dilakukan warga di perkotaan untuk mengamankan untuk mengungsi dari rumahnya yang mulai kemasukkan air. Sejak Sabtu (29/12) pagi hingga malam ini hampir seluruh warga di perkotaan melakukan pengamanan barang-barangnya dengan menyimpan di tempat yang lebih tinggi. "Saya mengungsi ke rumah yang belum kebanjiran malam ini, nampaknya air terus mengejar dan kami perkirakan malam ini rumahnya juga kebanjiran," kata Hari Sudarwati, warga Desa Ledokkulon Kecamatan Kota Bojonegoro.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007