New York (ANTARA News) - Hasil dari studi otopsi otak menunjukkan bahwa kebanyakan orang lanjut usia memiliki pathology (penyakit) otak, tak peduli apakah ada --atau tidak-- tanda luar sakit gila. Sebagai bagian dari studi jangka panjang Rush Memory and Aging Poject, para peneliti menilai spektrum gangguan yang ditemukan pada otak 141 orang lanjut usia, dengan atau tanpa bukti sakit jiwa klinis. Saat kematian, hanya 20 orang (14,2 persen) terbebas dari sakit otak, kata Dr. Julie A. Schneider, dari Rush University Medical Center, Chicago, dan rekannya. Sebagian besar orang lanjut usia yang menderita sakit jiwa (misalnya, gangguan ingatan dan kemampuan kognitif lain) memiliki lebih dari satu jenis pathology di otak mereka yang mengakibatkan gangguan, kata Schneider. "Ini kebanyakan adalah pathology penyakit Alzheimer dan `celebral infarcts` (stroke), yang diikuti oleh penyakit Alzheimer dan penyakit tubuh Lewy, penyakit yang berhubungan dengan penyakit Parkinson," katanya. Orang berusia lanjut tanpa sakit gila juga seringkali memiliki penyakit otak, yang paling umum penyakit seperti Alzheimer, tapi juga banyak gangguan lain, kata Schneider. Memiliki lebih dari satu penyakit di otak sangat meningkatkan kemungkinan gejala sakit jiwa akan muncul. Oleh karena itu, pencegahan terhadap bukan hanya penyakit Alzheimer tapi pathology lain, terutama stroke dan semua yang mungkin meningkatkan resiko stroke, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, merokok, kegemukan, "tampaknya akan sangat meningkatkan prevalensi sakit jiwa", kata Schneider. Temuan tersebut disiarkan dalam jurnal Neurology. Berdasarkan studi itu, tulis dua ahli syaraf dalam satu tajuk yang menyertai, "kami mungkin ingin memaksimalkan managemen medis mengenai faktor resiko vascular pada warga berusia lanjut yang terus bertambah, tak peduli apakah daya ingat mereka masih normal atau ada tanda mengenai sakit gila", demikian Reuters Health.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007