Bila terjadi kondisi cuaca ekstrem, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar

Ambon (ANTARA) - BMKG Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon menyatakan, kondisi cuaca di Maluku pada beberapa hari ke depan dipengaruhi adanya sirkulasi tertutup di Papua Barat menyebabkan belokan angin di sekitar wilayah Maluku bagian Tengah.

Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar, saat dikonfirmasi, Kamis, di Ambon mengatakan, pola angin di wilayah utara Indonesia umumnya dari selatan – barat dengan kecepatan 3 - 15 knot, sedangkan di wilayah selatan Indonesia umumnya dari timur – selatan dengan kecepatan 3 - 25 knot.

"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Banda, perairan Kepulauan Tanimbar hingga Leti dan Laut Arafuru. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut," ujarnya.

Ia mengemukakan, potensi hujan lebat disertai petir berpeluang terjadi di Laut Banda bagian utara, Laut Seram bagian timur dan Laut Arafuru bagian timur

Adanya awan gelap (Cumulonimbus) di lokasi tersebut dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang.

"Tinggi gelombang mencapai 4 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Kepulauan Tanimbar dan Laut Arafuru. Sedangkan, tinggi gelombang 2,50 meter di perairan selatan Pulau Buru - Pulau Seram, Laut Seram bagian tmur, perairan Kepulauan Kai - Kepulauan Aru, perairan Kepulauan Sermata - Kepulauan Leti dan perairan utara Kepulauan Tanimbar," katanya.

Dia mengatakan, para nelayan telah diimbau mewaspadai gelombang tinggi tersebut dan hendaknya jangan memaksakan diri melaut dengan mengandalkan armada tradisional.

Armada tradisional tidak kuat menahan kondisi cuaca tersebut, apalagi sewaktu-waktu terjadi perubahan kecepatan angin sehingga mempengaruhi tinggi gelombang.

Ia menambahkan imbauan kondisi cuaca juga disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sembilan kabupaten dan dua kota, termasuk para bupati maupun wali kota.

Bila terjadi kondisi cuaca ekstrem, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.

"Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan," demikian Ot Oral Sem Wilar.

Baca juga: BMKG sebut gelombang laut maluku capai 4 meter

Baca juga: Cuaca Maluku dipengaruhi tekanan rendah di Kepulauan Tanimbar

Pewarta: Alex Sariwating
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019