Saat dihubungi di Jakarta, Kamis, ia mengatakan bahwa usia remaja merupakan usia pencarian jati diri dan pada masa itu biasanya anak-anak senang menerima tantangan, karenanya cenderung ingin ikut-ikutan melakukan aksi bahkan terlibat dalam bentrok dengan aparat keamanan meski sebenarnya tidak memahami inti permasalahan yang sebenarnya.
Oleh karena itu Rita mengimbau para orang tua menjaga anak-anaknya tetap berada di rumah dan tidak mengajak anak-anaknya dalam kerumunan dan demonstrasi.
"Orang tua perlu mengajarkan anak-anak tentang proses demokrasi yang sebenarnya melalui jalan yang tidak membahayakan anak," katanya.
Orang tua juga perlu menjelaskan bahwa kerumunan bisa berbahaya bagi anak, dan memberikan alternatif kegiatan lain bagi anak-anak.
Berdasarkan data Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, Jakarta, terdapat 140 korban bentrok yang dibawa ke rumah sakit tersebut. Seluruhnya laki-laki dan yang paling muda berusia 15 tahun.
Dua korban yang dibawa ke rumah sakit tersebut akhirnya meninggal dunia, salah satunya masih berusia 17 tahun.
Baca juga:
KPAI sayangkan anak ikut jadi korban bentrok
RSCM tangani 16 korban bentrokan Bawaslu
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019