Sumenep, Madura (ANTARA News) - Badai dan gelombang pasang ketinggian enam meter seakan menenggelamkan Pulau Salarangan seluas 0,070162 km2 di Desa Paliat, Kecamatan Sapeken, dan Pulau Mamburit seluas 0,255747 km2 di Desa Kalisangka, Kecamatan Arjasa, Sumenep, Jawa Timur.
"Dengan ketinggian air pasang yang disertai gelombang besar mencapai antara lima sampai enam meter itu, sepertinya dua pulau itu tenggelam," kata anggota DPRD Sumenep asal Kepulaun Kangean, Badrul Aini, Jumat.
Gelombang pasang yang terjadi Jumat dini hari itu bersamaan dengan hujan deras disertai angin besar sehingga merusak sejumlah rumah warga dan fasilitas umum, serta perahu nelayan setempat banyak yang hilang diseret air laut.
Bencana alam yang terbesar sejak tiga tahun terakhir itu benar-benar mengejutkan warga, bahkan ada yang beranggapan telah terjadi tsunami karena ombak yang membentur rumah warga sangat keras.
Menurut dia, secara spontan masyarakat berusaha menyelamatkan diri mencari tempat yang lebih tinggi, tanpa menghiraukan barang dan isi rumah lainnya.
Badrul menyebutkan, Pulau Mamburit berpenduduk sekitar 300-an Kepala Keluarga (KK) dan Pulau Salarangan kurang 50 KK.
"Semua warga masih mengungsi ke daratan terdekat seperti Batuguluk wilayah Kecamatan Arjsa yang bisa ditempuh 20 sampai 30 menit dengan perahu nelayan," katanya.
Ia menambahkan, minimnya peralatan transportasi laut dan cuaca yang masih mengancam keselamatan jiwa serta tidak adanya alat komunikasi maka kerugian materi dan warga yang sedang mengungsi belum bisa dilakukan pendataan.
Tidak menutup kemungkinan, kata dia, di sejumlah pulau-pulau kecil lainnya juga terjadi hal serupa, tapi hingga saat ini belum ada informasi dari masyarakat. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007