Lebak (ANTARA News) - Warga sekitar pinggiran Sungai Ciujung, Kabupaten Lebak, Banten, mulai mengungsi menyusul tingginya curah hujan di wilayah tersebut, sehingga khawatir terjadi korban bencana banjir dan longsoran tanah. "Kami bersama keluarga terpaksa mengungsi ke rumah saudara karena sejak malam hingga pagi hujan turun tak henti-hentinya, apalagi daerah kami ini langganan banjir Sungai Ciujung," kata Ahmad (45), warga Salahur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Jumat. Ia mengatakan, saat ini permukaan Sungai Ciujung meluap karena sepanjang Jumat malam terus diguyur hujan hingga pagi hari, bahkan air sudah menepi ke perkampungan warga. Sebagian warga juga siap-siap untuk menyelamatkan alat-alat rumah tangga bahkan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Hingga saat ini, kata dia, perkampungan sekitar sungai Ciujung sering dilanda banjir dan longsoran tanah. Oleh karena itu, lanjut dia, lebih baik mengungsi sebelum terjadi bencana banjir, apalagi hujan sering terjadi pada malam hari sehingga khawatir tidak dapat menyelamatkan diri. Menurut dia, perkampungan sekitar Sungai Ciujung seperti Kampung Salahur, Kebon Kopi, Kebon Kelapa, Lebak Sambel, Kalimati, dan Muara Kebon Kelapa, Kecamatan Rangkasbitung, merupakan daerah langganan banjir. "Tahun 2002 lalu warga mengungsi karena ketinggian air hingga mencapai 2,5 meter," katanya. Sementara itu, Dedi (45), tokoh masyarakat Lebak Sambel, Kelurahan Cijoro Lebak, Kecamatan Rangkasbitung, mengemukakan bahwa selama tiga hari ini intensitas curah hujan sangat tinggi, sehingga berpotensi terjadi banjir dan longsoran tanah. "Saat ini warga tetap diminta tenang, walau air sungai Ciujung sampai ke pinggiran perkampungan. Namun, jika Sabtu malam nanti hujan masih turun, maka warga harus segera meninggalkan perkampungan," ujar Dedi.Ia juga mengimbau warga, agar siaga menghadapi banjir ini. Sementara itu, Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) di wilayah itu, H. Ujang Badrudin, mengimbau kepada warga yang tinggal di delapan Daerah Aliran Sungai (DAS), agar waspada menghadapi musim hujan kali ini. "Tiga hari lalu dua rumah warga yang tinggal di pinggiran Sungai Ciberang juga ambruk setelah terkena longsoran tanah, namun tidak ada korban jiwa," demikian Badrudin. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007