Jajak-jajak pendapat telah meramalkan aliansi Perdana Menteri Narendra Modi meraih suara mayoritas dalam pemilihan tujuh-tahap yang berakhir pada Ahad. Walau demikian, survei-survei seperti itu telah membuktikan ramalannya meleset sebelumnya. Partai Kongres, sebagai oposisi utama, pada Rabu berpendapat bahwa survei-survei itu bohong.
Koalisi tersebut, Aliansi Demokrasi Nasional (NDA) pimpinan partai Modi Bharatiya Janata Party (BJP), bertemu di New Delhi pada Selasa dan merasa yakin akan meraih kemenangan.
"NDA berjani akan mempercepat pertumbuhan ekonomi dan memenuhi kebutuhan rakyat dalam lima tahun mendatang selama pemerintahan kami," kata Menteri Dalam Negeri Rajnath Singh, anggota senior BJP, kepada wartawan. "Kami berkomitmen atas India yang kuat, maju dan inklusif."
Enam dari tujuh jajak pendapat telah meramalkan NDA akan meraih suara mayoritas melebihi 272 kursi di majelis rendah parlemen.
Tetapi, Partai Kongres telah menolak hasil-hasil survei tersebut dan mendesak para relawannya agar waspada di pusat-pusat tempat suara disimpan sebelum penghitungan pada Kamis.
"Waktu 24 jam berikut penting, tetap waspada dan siaga," cuit Ketua Kongres Rahul Gandhi di Twitter pada Rabu, saat memberikan pengarahan kepada para sukarelawannya.
"Jangan takut. Kalian berjuang demi kebenaran. Jangan patah semangat oleh propaganda salah terkait jajak-jajak pendapat yang bohong. Percayalah pada diri sendiri dan partai Kongres, tugas berat Anda tidak terbuang sia-sia."
Kementerian Dalam Negeri sudah memperingatkan akan terjadi kekerasan pada Kamis dan meminta kepolisian serta pejabat sipil negara-negara bagian untuk mengambil langkah-langkah pencegahan. Sumber: Reuters
Baca juga: Modi diproyeksikan menang dalam pemilihan di India
Baca juga: Rakyat India beri suara dalam fase terakhir dari Pemilu tujuh putaran
Penerjemah: Mohamad Anthoni
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019