Ramallah/Gaza (ANTARA News) - Tentara Israel pada Jumat pagi membunuh seorang anggota pengawal kepresidenan Palestina dalam serangan di dekat kota Ramallah, kata para petugas rumah sakit. Pengawal bernama Mu`tasem Sharif itu tewas ketika tentara negara Yahudi tersebut mendatangi rumahnya di Beitunia, tak jauh dari Ramallah, kemudian menangkapnya. Seorang juru bicara militer Israel mengatakan, tentaranya menembak Sharif setelah dia menembak mereka dan berusaha melarikan diri. Dia mengatakan, Sharif, seorang anggota pengawal keamanan perunding Palestina terkemuka, Ahmed Qureia, terlibat dalam penyelundupan senjata dari pasukan keamanan kepada para militan Palestina dari Brigade Syahid Al Aqsa, sayap bersenjata dari kelompok besar Fatah. Sementara itu, pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara lainnya di Gaza, yakni serangan udara keempat yang terjadi di Jalur itu sejak Kamis petang. Suara Radio Palestina melaporkan, tiga anggota militan mengalami luka ringan dalam serangan udara terakhir di dekat Khan Younis, di Gaza selatan. Pihak militer Israel mengatakan bahwa pihaknya telah menembak dua orang yang berusaha mendekati garis perbatasan. Tiga serangan udara Israel lainnya, yang juga terjadi pada Kamis, menewaskan sedikitnya tujuh militan Palestina di lokasi berbeda-beda di Jalur Gaza. Semua korban adalah anggota Jihad Islam kecuali seorang lainnya anggota Hamas. Gerakan Islam radikal menguasai kendali Jalur Gaza. Serangan udara terjadi setelah satu serangan roket di Israel selatan terjadi pada Rabu lalu. Ketika itu, para anggota militan Palestina melancarkan sebanyak 17 serangan roket Qassam produksi setempat, dan satu serangan mortir dari Jalur Gaza. Mereka menembakkan lebih dari dua roket dan empat mortir pada Kamis itu. Aksi kekerasan rusuh kembali di Gaza pada saat Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert bertemu di Jerusalem Kamis. Ini adalah pertemuan mereka pertama sejak mereka sepakat untuk menghidupkan kembali perundingan-perundingan perdamaian yang lama macet di konferensi Annapolis, Maryland, AS sebulan lalu. Abbas pada pertemuan itu minta pembekuan sepenuhnya seluruh pembangunan pemukiman di Tepi Barat, kata perunding senior Saeb Erekat. Tapi, Israel menolak tuntutan itu, seraya mengatakan bahwa pihaknya tidak akan `memperluas pembangunan ke luar` pemukiman-pemukiman itu, atau membangun pemukiman baru. Pihaknya hanya akan meneruskan pembangunan pemukiman di dalam blok-blok yang telah direncanakan, sebagai bagian dari kesepakatan perdamaian masa depan. Hal itu termasuk akan melanjutkan pembangunan pemukiman Yahudi di Har Homa, satu wilayah di Jerusalem Timur yang dicaplok Israel, yang dianggap sebagai `bagian terpadu` dari kota itu. Padahal, Palestina akan menjadikan Jerusalem Timur sebagai ibukota negaranya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007